Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, membatasi jumlah kehadiran peserta vaksinasi COVID-19 dari kalangan masyarakat lanjut usia (lansia) umum untuk mencegah kerumunan saat mengantre, Selasa.Untuk lansia per hari sekitar 50-60 orang
"Untuk lansia per hari sekitar 50-60 orang, itu jumlah maksimum. Kita bagi lagi dalam tiga sesi, pagi, siang dan sore, masing-masing 20 orang," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Inda Mutiara, di Jakarta.
Pengaturan gelombang kehadiran peserta vaksinasi itu dilakukan petugas Puskesmas melalui pesan singkat kepada peserta.
"Tapi antusias mereka sejak pagi tadi luar biasa. Kita sudah usaha memberikan jadwal via WhatsApp, ada yang jam 08.00 WIB, 10.00 WIB dan seterusnya, tapi ternyata datang lebih awal semua. Bahkan ada yang ditunda karena kelelahan dia gak tidur semalaman karena mau divaksin," katanya.
Baca juga: RSUD Kembangan akui adanya antrean lansia peminat vaksin
Baca juga: RSUD Tanjung Priok mulai vaksinasi lansia di Jakarta Utara
Inda mengatakan khusus peserta lansia umum dilakukan pengetatan pengawasan terhadap potensi penyakit bawaan.
Sehingga saat peserta tiba di meja registrasi dua, dokter akan menanyakan secara detail penyakit bawaan yang berpotensi menghambat perkembangan vaksin.
"Lansia memang kami mendapat arahan termasuk dari Dinkes juga, karena memang kondisinya takut ada penyakit bawaan. Pengawasan di meja dua harus hati-hati dan teliti serta kesiapan antisipasi untuk kondisi yang tidak diharapkan," katanya.
Selama proses vaksinasi, kata Inda, Puskesmas juga menyediakan fasilitas instalasi gawat darurat (IGD) bagi pasien yang berisiko berikut satu unit mobil ambulans untuk keperluan rujukan.
"Intinya kami merespons semua kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Kemenkes untuk pelaksanaan vaksinasi bagi lansia. Kami melayani vaksinasi lansia umum karena ini baru pertama kali," katanya.
Baca juga: RSUD Kembangan gelar vaksinasi COVID-19 untuk lansia
Baca juga: Ini harapan lansia Jakarta Utara usai divaksin COVID-19
Terhadap lansia yang bermasalah secara tekanan darah maupun gula darah, kata Inda, maka petugas meminta yang bersangkutan untuk berkonsultasi dengan dokter serta proses vaksinasinya ditunda.
"Tensi tinggi atau gula darah tidak terkontrol kita sarankan dipending harus konsultasi dokter dulu. Kalau kondisi siap silakan divaksin," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021