• Beranda
  • Berita
  • BMKG: Tekanan rendah di NTT picu cuaca ekstrem di DIY

BMKG: Tekanan rendah di NTT picu cuaca ekstrem di DIY

23 Februari 2021 23:33 WIB
BMKG: Tekanan rendah di NTT picu cuaca ekstrem di DIY
Kondisi hujan di Yogyakarta. (ANTARA FOTO/dok)

Secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan pusat tekanan rendah yang terdeteksi di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi memicu cuaca ekstrem di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa malam.

Menurut Reni pusat tekanan rendah (low pressure area/LPA) atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan NTT terdeteksi sejak dua hari terakhir dan berpotensi dapat berkembang menjadi siklon tropis.

Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa.

"Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal, memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY," kata dia.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG Stasiun Klimatologi Sleman memprakirakan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah DIY pada 24 sampai 26 Februari 2021.

Hujan sedang-lebat itu antara lain diperkirakan mengguyur Kabulaten Sleman meliputi Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Berbah, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Moyudan, serta Prambanan.

Selanjutnya, Kulon Progo (Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Sentolo, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan Kokap).

Kota Yogyakarta (Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Kraton, Gedongtengen, Ngampilan, Wirobrajan, Tegalrejo, Jetis, Mantrijeron).

Bantul (Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Banguntapan, Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pundong, Pandak, Bambanglipuro) dan Gunungkidul (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Purwosari, Semanu, Tepus, Semanu, Rongkop, Karangmojo, Wonosari, Tanjungsari, Saptosari, Ponjong, Girisubo).

Oleh sebab itu BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, kata dia, menghimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir bandang di wilayah DIY.

 "Serta peningkatan gelombang tinggi di perairan selatan DI Yogyakartan," demikian Reni Kraningtyas .

Baca juga: PMI DIY siagakan enam posko antisipasi dampak cuaca ekstrem

Baca juga: Warga DIY diminta BMKG waspadai cuaca ekstrem

Baca juga: Waspadai potensi cuaca ekstrem penyebab banjir di DIY, sebut BMKG

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021