• Beranda
  • Berita
  • Teknologi automasi bisa kurangi risiko kecelakaan kerja

Teknologi automasi bisa kurangi risiko kecelakaan kerja

24 Februari 2021 14:04 WIB
Teknologi automasi bisa kurangi risiko kecelakaan kerja
Teknologi robot kolaboratif (cobots) Universal Robots (UR). (ANTARA/HO)
Teknologi automasi dapat membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi hingga 72 persen dari salah satu penyebab umum kecelakaan kerja di perusahaan manufaktur.

Untuk itu, Universal Robots (UR), perusahaan teknologi robot kolaboratif (cobots) yang berbasis di Denmark, mendorong perusahaan manufaktur lokal untuk mempercepat pengadopsian otomatisasi robot dan meningkatkan produktivitas, sekaligus mengurangi tingkat kecelakaan kerja.

"Teknologi Cobots diciptakan untuk membantu melaksanakan tugas-tugas yang mungkin berbahaya atau rawan cedera bagi manusia. Dengan fitur keselamatan yang terpasang, sebuah robot tangan (robot arm) dapat menyesuaikan atau memperlambat kerjanya saat seseorang memasuki ruang kerja," kata James McKew, Regional Director of Asia Pacific Universal Robots dalam siaran pers, Rabu.

Baca juga: Tren automasi, artificial intelligence, big data dan pemanfaatannya di JD.com

Di Indonesia dalam dua tahun terakhir dilaporkan telah terjadi kenaikan kecelakaan kerja dari 114.000 kasus pada tahun 2019 menjadi 177.000 kasus di tahun 2020. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS Kesehatan) atau yang sebelumnya PT Jamsostek mencatat, kurang lebih setiap harinya 12 pekerja di Indonesia mengalami cacat permanen dan tujuh pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan tempat kerja.

Adapun kecelakaan kerja terbesar disumbang di sektor manufaktur dan konstruksi sebesar 63,6 persen; sektor transportasi 9,3 persen; sektor kehutanan 3,8 persen, pertambangan 2.6 persen dan sisanya sebesar 20,7 persen.

Baca juga: Majalah Digital Baru dari RS Components Bawa Berita Terbaru dalam Bidang Automasi dan Kontrol
Teknologi robot kolaboratif (cobots) Universal Robots (UR). (ANTARA/HO)

Di sisi lain, saat ini sebagian besar perusahaan manufaktur lokal masih menghadapi persoalan kurangnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, sehingga produktivitas dan pertumbuhan secara keseluruhan menjadi terhambat.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia pada 2020 , 57,5 persen dari total 126,51 juta penduduk yang bekerja di Indonesia, memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Hal itu sangat mempengaruhi rendahnya kesadaran pekerja akan pentingnya budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), sedangkan di saat yang sama pemberi kerja juga berisiko harus menanggung biaya yang besar apabila kecelakaan kerja di tempat kerja terjadi.

"Cobot juga dapat melindungi seseorang dari resiko cedera karena mengerjakan tugas yang terus berulang dan berbahaya di sektor manufaktur,” kata James McKew.

Baca juga: Pelajar Nigeria ciptakan robot yang bisa merawat pasien COVID

Sistem keselamatan Universal Robots memungkinkan perusahaan menyesuaikan berbagai macam parameter untuk meminimalisir resiko yang terjadi dengan penerapan aplikasi robot industri, termasuk membatasi gaya, kecepatan, kekuatan atau momentum robot, bahkan membatasi ruang kerja dengan menggunakan sebuah batas keamanan.

Peningkatan produktivitas dibarengi desain solusi cobot yang aman dan inheren menunjukkan bahwa teknologi otomasi terbaru ini dapat mengurangi hingga 72 persen penyebab umum kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan manufaktur.

"Saat ini kami semakin mendekati visi Industri 5.0, dimana sebuah pabrik yang cerdas dapat mengkolaborasikan manusia dan alat berat bekerja secara bersama-sama, dengan tetap mementingkan persyaratan keselamatan dan kepatuhan di tempat kerja," kata James McKew.

James juga menekankan bahwa perusahaan dapat mencapai "Return On Investment" (ROI) lebih cepat dengan menggunakan cobots untuk memberikan waktu pekerja beristirahat dan memungkinkan mereka menangani proses produktivitas yang lebih tinggi dan pada akhirnya memperoleh sebuah keterampilan baru.

Tidak seperti robot tradisional yang membutuhkan pemrograman tingkat tinggi, cobots dirancang untuk membuat pemrograman sederhana melalui human-machine interfaces (HMI) yang mudah dikendalikan karyawan.

Untuk aplikasi yang lebih kompleks, Universal Robots memiliki sistem jaringan bersertifikasi lengkap dan terintegrasi dengan Pusat Pelatihan Resmi yang siap mendukung pengguna untuk operasional sehari-hari, setelah instalasi awal dilakukan.

Universal Robots mendorong industri lokal untuk mengadopsi teknologi mesin yang bisa berkolaborasi dengan manusia. Kolaborasi itu dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya karena cobots yang sama bisa mengerjakan berbagai tugas secara fleksibel sesuai kebutuhan manufaktur.


Baca juga: RSMH Palembang operasikan robot untuk isolasi pasien COVID-19

Baca juga: Universal Robots & tokoh teknologi berkumpul di pameran cobot virtual

Baca juga: Rumah sakit Thailand pakai "robot ninja" tangani pasien corona

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021