Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, menyatakan masa penawaran SR014 dilakukan mulai 26 Februari 2021 hingga 17 Maret 2021.
Penerbitan SR014 ditetapkan pada 24 Maret 2021 dengan bentuk tanpa warkat dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan jatuh tempo pada 10 Maret 2024.
Sukuk ritel SR014 yang ditawarkan kepada investor individu Warga Negara Indonesia untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional ini dapat dipesan minimum Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.
Penerbitan SR014 merupakan upaya pemerintah untuk membantu pembiayaan APBN termasuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia dan memperluas basis investor di pasar domestik.
Baca juga: Kemenkeu ingin APBN dibiayai dari domestik, Sukuk Ritel jadi andalan
Proses pemesanan pembelian SR014 dilakukan secara online melalui empat tahap yaitu registrasi/pendaftaran, pemesanan, pembayaran dan setelmen.
Pemesanan dan pembelian dilakukan melalui sistem elektronik yang disediakan 30 Mitra Distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.
Sebanyak 30 mitra tersebut antara lain adalah Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, dan Bank DBS Indonesia.
Kemudian, Bank HSBC Indonesia, Bank Mandiri (Persero), Bank Maybank Indonesia, Bank Mega, Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank OCBC NISP.
Selain itu, Bank Panin Tbk, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia (Persero), Bank Tabungan Negara (Persero), dan Bank UOB Indonesia.
Selanjutnya, Citibank, Standard Chartered Bank, Bank Syariah Indonesia, Bank Muamalat, Bahana Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia dan Bareksa Portal Investasi.
Terakhir, Star Mercato Capitale (Tanamduit), Nusantara Sejahtera Investama (Invisee), Investree Radhika Jaya, Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) dan Lunaria Annua Teknologi (Koinworks).
Baca juga: Pemerintah tetapkan hasil penjualan sukuk wakaf ritel Rp14,91 miliar
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021