Pemerintah mempercepat pemanfaatan energi bersih seperti gas bumi yang ramah lingkungan, salah satunya dengan membangun infrastruktur terminal gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).Porsi pemanfaatan gas bumi pada 2020 tercatat 19,5 persen dan ditargetkan meningkat menjadi 22 persen pada 2025
"Porsi pemanfaatan gas bumi pada 2020 tercatat 19,5 persen dan ditargetkan meningkat menjadi 22 persen pada 2025," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi di Jakarta, Kamis.
Untuk mewujudkan target tersebut, PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) dan perusahaan daerah milik Provinsi Bali yaitu PT Dewata Energy Bersih (DEB), menandatangani nota kesepahaman tentang studi kelayakan kajian pengembangan LNG Terminal Bali.
Langkah ini merupakan bagian dari semangat transformasi PLN, serta sejalan dengan arah kebijakan energi dan ketenagalistrikan Pemerintah Provinsi Bali yang terus mendorong penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan.
Penandatangan nota kesepahaman dilakukan secara virtual oleh Direktur Utama PLN GG Moh Riza Affiandi dan Direktur DEB Cokorda Alit Indra Wardhana, Selasa (23/2/2021).
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan.
"Ini mengacu pada visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, dimana pengembangan infrastruktur energi harus ramah lingkungan dan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal. Kami berkomitmen terus meningkatkan penggunaan energi bersih," tutur Zulkifli.
Di tempat terpisah, Gubernur Bali I Wayan Koster juga menyampaikan tentang arah kebijakan energi dan ketenagalistrikan Pemerintah Provinsi Bali untuk terus mendorong energi ramah lingkungan.
"Meskipun Bali tidak mempunyai sumber daya alam untuk pembangkitan listrik, namun keinginan kuat Bali telah sejalan dengan regulasi energi dan kelistrikan nasional yaitu menjaga alam Bali bersih, mulai dari sumber atau hulu hingga ke hilir," tutur Koster.
Studi kelayakan pengembangan bisnis LNG yang dilakukan ini diharapkan menjadi awal rencana kerja sama pengembangan infrastruktur terminal penerima dan regasifikasi LNG di Provinsi Bali antara PLN GG dan DEB.
Pengembangan infrastruktur LNG Terminal Bali ditargetkan beroperasi memasok gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran pada awal 2023.
Untuk pemenuhan bahan bakar pembangkit listrik gas di Pesanggaran akan memanfaatkan LNG, yang saat ini PLN telah memiliki kontrak jangka panjang dengan produsen LNG, BP Tangguh.
Tantangan utama dalam penyediaan pasokan gas alam adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur gas, khususnya terminal LNG termasuk transportasi LNG serta pendukung lainnya.
PLN dalam pelayanan kelistrikan di Bali mengedepankan penggunaan energi bersih salah satunya adalah pembangkit listrik berbahan bakar gas.
Selain mengoptimalkan PLTDG Pesanggaran berkapasitas 200 megawatt (MW), PLN juga akan merelokasi pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) serta pembangkit gas dan uap (PLTGU) ke Pesanggaran dengan kapasitas 300 MW.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan listrik dan penguatan sistem kelistrikan Bali untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi Bersih.
Selain itu, untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan Bali, PLN juga akan mewujudkan integrasi sistem tenaga listrik Jawa dan Bali melalui jaringan transmisi sebagai sistem interkoneksi kelistrikan terbesar di Indonesia.
Baca juga: 500 gardu menyala, listrik terdampak banjir di Jakarta kembali pulih
Baca juga: Tingkatkan daya saing, pemerintah terus dorong PLN lakukan efisiensi
Baca juga: Dengan protokol ketat, Kementerian ESDM uji sertifikasi secara hybrid
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021