Kematian akibat kanker paru meningkat pada 2020

25 Februari 2021 20:48 WIB
Kematian akibat kanker paru meningkat pada 2020
ilustrasi dampak buruk dari merokok (Pixabay)
Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aldrin Neilwan menyatakan bahwa kasus kematian akibat kanker paru-paru meningkat pada 2020.

"Kasus kematian pasien kanker paru-paru mengalami peningkatan hingga 18 persen pada 2020," ujar Aldrin dalam webinar yang digelar pada Kamis.

Data dari Global cancer statistics (Globocan) 2020 mencatat bahwa kematian karena kanker paru di Indonesia meningkat menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus.

Aldrin sendiri menyebutkan bahwa kanker paru-paru merupakan penyakit mematikan di dunia setelah kanker payudara dengan prevalensi mencapai 11,4 persen.

"Oleh sebab itu upaya terpenting yang harus dilakukan bukan lagi mengobati namun upaya preventif atau pencegahan yang menjadi prioritas," jelas Aldrin.

Upaya pencegahan yang disebut Aldrin tidak hanya menerapkan gaya hidup sehat, namun juga melakukan skrining atau tes, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi terkena penyakit kanker.

"Ini perlu dilakukan karena delapan puluh persen pasien yang datang untuk memeriksakan diri rupaya sudah mengidap kanker stadium lanjut, sehingga pengobatan menjadi semakin sulit dan semakin mahal," jelas Aldrin.

Mengutip dari laman Cancer Information & Support Centre (CISC), terdapat dua faktor risiko kanker paru-paru. Faktor pertama adalah faktor yang dapat dikendalikan seperti; terpapar asap rokok, tinggal atau bekerja di area pertambangan atau pabrik yang mengandung bahan pencetus karsinogen. Kemudian tinggal atau bekerja di daerah dengan polusi tinggi.

Sementara untuk faktor kedua adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan, seperti; usia lebih dari 40 tahun, riwayat kanker dalam keluarga dan sebelumnya pernah menderita kanker.

Pada kesempatan yang sama Ketua Pokja Kanker Paru PDPI Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.PK,Onk mengatakan bahwa kanker paru dapat dicegah dengan perilaku "CERDIK".

"CERDIK" adalah abreviasi dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres.

"Semua penting, tapi pada saat ini poin terakhir yaitu kelola stres sering diabaikan. Manusia pasti punya stres, tapi kalau tidak dikelola dengan baik maka bisa membuat sistem imun turun. Jangankan kanker, COVID-19 juga bisa masuk dengan mudah kalau begitu,"ujar Elisna.



Baca juga: Hari kanker sedunia, kenali penyebab dan deteksi kanker paru

Baca juga: Dokter paru sarankan protokol ketat kunjungan penyintas kanker paru

Baca juga: Kanker paru jadi penyebab kematian nomor satu pada pria di Indonesia

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021