"Negara Jepang merupakan negara yang menjadi tujuan utama ekspor udang vaname selama beberapa tahun terakhir," kata Kepala Dinas Deperindag Sultra, Sitti Saleha, di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan, volume ekspor udang vaname tahun 2020 mengalami penurunan dari pada volume ekspor udang vaname tahun 2019 yang mencapai 285,66 ton senilai Rp29,03 miliar.
"Ada penurunan volume ekspor udang vaname pada 2020 dibanding 2019, tetapi tidak terlalu signifikan ini artinya bahwa pandemi COVID yang melanda dunia termasuk negara ini tidak terlalu mempengaruhi terhadap kinerja ekspor perikanan khususnya pada budidaya udang vaname," katanya.
Baca juga: Menteri Kelautan targetkan RI jadi produsen udang vaname terbesar
Pemerintah daerah kata Sitti Saleha, terus mendorong para pengusaha untuk melakukan ekspor langsung ke luar negeri memanfaatkan Pelabuhan Kendari New Port atau melalui Bandara Haluoleo Kendari.
"Tdak bisa dipungkiri bahwa masih banyak hasil produksi budidaya perikanan udang vaname yang di antarpulaukan lalu di ekspor, sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Sultra," katanya.
Menurut Saleha, butuh keterpaduan atau sinergutas berbagai elemen untuk meningkatkan ekspor, khususnya budidaya perikanan udang vaname.
"Dinas Kelautan dan Perikanan harus terus mendorong para pembudidaya udang vaname untuk meningkatkan produksinya dengan berbagai program dan stimulus pemerintah. Kemudian kami mendorong para pengusaha melakukan ekspor langsung dari Kendari," katanya.
Baca juga: Ketua DPD dorong pengolahan udang jadi komoditi prioritas
Baca juga: KKP: Sekolah vokasi turut dukung produksi udang nasional
Pewarta: Hernawan Wahyudono dan Suparman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021