• Beranda
  • Berita
  • Wall Street dibuka lebih rendah karena imbal hasil obligasi naik

Wall Street dibuka lebih rendah karena imbal hasil obligasi naik

26 Februari 2021 01:22 WIB
Wall Street dibuka lebih rendah karena imbal hasil obligasi naik
Ilustrasi - Pialang sedang bekerja di lantai Bursa Saham New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters.
Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka lebih rendah pada pembukaan perdagangan Kamis pagi waktu setempat (Jumat malam WIB) di tengah kenaikan berkelanjutan dalam imbal hasil obligasi di negara itu.

Tak lama setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average tjatuh 36,74 poin atau 0,11 persen menjadi 31.925,12. Indeks S&P 500 menurun 4,54 poin, atau 0,12 persen, menjadi 3.920,89. Indeks Komposit Nasdaq merosot 12,78 poin atau 0,09 persen menjadi 13.585,19.

Enam dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 mundur pada perdagangan pagi, dengan sektor teknologi turun 0,66 persen, menjadi pemimpin penurunan. Sedangkan sektor real estat naik 0,4 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.

Investor fokus pada peningkatan imbal hasil obligasi. Imbal hasil pada acuan obligasi negara AS tenor 10-tahun melampaui level 1,45 persen pada Kamis pagi, menjadi level tertinggi selama lebih dari setahun. Hasil pada obligasi negara tenor 30-tahun juga naik.

Imbal hasil yang lebih tinggi membuat obligasi menjadi alternatif yang lebih layak untuk saham, terutama yang telah melihat valuasinya meregang.

Di sisi data, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis, bahwa klaim pengangguran awal AS, sebuah cara kasar untuk mengukur PHK, turun 111.000 menjadi 730.000 dalam pekan yang berakhir 20 Februari. Klaim pengangguran itu diharapkan mencapai total 845.000 pada minggu terakhir.

Baca juga: IHSG Kamis sore ditutup menguat, terkerek naiknya bursa saham Asia
Baca juga: Rupiah ditutup menguat tipis, ditopang testimoni Gubernur Fed AS

Baca juga: Saham Tokyo naik setelah dukungan Fed mengangkat Wall Street

 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021