Presiden juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang merundingkan pembelian dosis tambahan vaksin virus corona yang diproduksi oleh Bioteknologi Sinovac China.
Duque menyebutkan bahwa keadaan darurat kesehatan Kolombia akan berakhir pada 28 Februari, tetapi sekarang akan dilanjutkan hingga setidaknya 31 Mei.
"Sebagian besar negara memberlakukan keadaan darurat dan kita akan melakukan hal yang sama," katanya.
Acara publik yang besar, termasuk konser, akan terus ditangguhkan, meskipun pembukaan kembali sekolah akan dilanjutkan. Para siswa akan bergantian antara melakukan kegiatan belajar secara virtual dan hadir secara fisik di sekolah.
Kolombia sebelumnya mengumumkan perjanjian pemesanan vaksin dengan sejumlah perusahaan farmasi, termasuk Sinovac, serta melalui mekanisme COVAX --yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia-- untuk mengamankan 61,5 juta dosis vaksin. Jumlah dosis itu cukup untuk menginokulasi sekitar 32,5 juta orang.
Namun, Kolombia sedang dalam pembicaraan untuk membeli dosis vaksin tambahan dari Sinovac, kata Duque dalam siaran televisi pada Kamis malam.
"Kami juga terus membuat kemajuan dengan Sinovac untuk pasokan tambahan vaksin di negara kita, yang bisa mencapai sekitar 10 juta lebih dosis," ujar Duque.
Kolombia telah mendapatkan lima juta dosis tambahan vaksin Sinovac dan sedang berada dalam pembicaraan untuk mendapatkan tambahan lima juta dosis, kata presiden Kolombia itu.
Kolombia sejauh ini melaporkan lebih dari 2,24 juta kasus infeksi virus corona serta 59.396 kematian akibat COVID-19, menurut kementerian kesehatan.
Negara itu hingga kini telah memberikan 66.000 dosis vaksin pada petugas kesehatan dan warga berusia di atas 80 tahun, sesuai dengan rencana vaksinasi nasional negara itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kolombia setujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 AstraZeneca
Baca juga: Kolombia akan mulai vaksinasi COVID-19 massal Februari 2021
Baca juga: COVAX pasok Kolombia hingga 4,4 juta dosis vaksin virus corona
Sandi Uno rencakan wisata berbasis vaksin di 5 destinasi di Bali
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021