• Beranda
  • Berita
  • Data Satgas COVID-19 soal kasus aktif Jateng dan Solo dipertanyakan

Data Satgas COVID-19 soal kasus aktif Jateng dan Solo dipertanyakan

26 Februari 2021 22:42 WIB
Data Satgas COVID-19 soal kasus aktif Jateng dan Solo dipertanyakan
Sejumlah pengunjung menikmati suasana senja di sekitar GBIP Immanuel atau Gereja Blenduk di tengah pandemi COVID-19 di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/7/2020). Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 per 27 Juli 2020, kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai 100.303 kasus, dimana 58.173 orang dinyatakan sembuh dan 4.838 orang meninggal dunia. Data tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara dengan kasus COVID-19 tertinggi keempat di Asia. ANTARA FOTO/Aji Styawan/pras. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

Ini jangan-jangan beliau keliru, bahwa 7.354 itu mungkin seluruh Jateng, catatan saya yang di Solo itu hanya 278 kasus aktif sehingga tidak mungkin kasus aktif di Solo ada 7.354 kasus, sedangkan di Jateng hanya 6.881 kasus berdasarkan data di corona.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempertanyakan data yang digunakan Satgas Penanganan COVID-19 terkait dengan jumlah kasus aktif di Provinsi Jateng dan Kota Surakarta.

"Ini jangan-jangan beliau keliru, bahwa 7.354 itu mungkin seluruh Jawa Tengah, catatan saya yang di Solo itu hanya 278 kasus aktif sehingga tidak mungkin kasus aktif di Solo ada 7.354 kasus, sedangkan di Jateng hanya 6.881 kasus berdasarkan data di corona.jatengprov.go.id," katanya di Semarang, Jumat.

Menurut dia data yang disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito itu semakin meragukan jika menilik angka kumulatif sejak Maret 2020 hingga Jumat (26/2) ini di mana jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kota Surakarta sebanyak 4.862 kasus.

"Maka sekali lagi, angka 7.354 rasa-rasanya harus dikoreksi. Kenapa? karena kalau itu nanti disampaikan ceritanya akan beda. Nanti bikin kepanikan baru warga di sana, wah... Solo tertinggi, padahal tidak gitu lho," katanya.

Terkait dengan hal itu, ia berharap Satgas Penanganan COVID-19 lebih berhati-hati lagi dalam merilis data sebab hal ini sudah terjadi beberapa kali dan dirinya bahkan siap membantu untuk menyinkronkan data.

"Mudah-mudahan bisa menjadi koreksi bagi Prof Wiku dan teman-teman yang me-'launching' data, kalaulah perlu mengonfirmasi data kepada kami. Kami siap kok untuk membantu, maka agak berhati-hati sedikit," katanya.

Terlepas dari itu, ia meminta pada warganya untuk memantau perkembangan kasus COVID-19 Jawa Tengah di laman resmi yang dikelola Pemprov Jateng yakni corona.jatengprov.go.id.

"Sebenarnya lihat saja di corona.jatengprov.go.id karena sebenarnya itu angka yang kami perbandingkan. Ada angka yang dari pusat, ada angka yang dari kami, dan tinggal diperbandingkan saja. Nanti selisih-selisih itu bisa kita konfirmasi," demikian Ganjar Pranowo.

Baca juga: Presiden Jokowi peringatkan peningkatan COVID-19 di Jakarta dan Jateng

Baca juga: Ada tambahan 46, positif COVID-19 di Boyolali-Jateng naik 2.493 kasus

Baca juga: Tambah 241, positif COVID-19 di Purbalingga-Jateng naik 1.207 kasus

Baca juga: Penelusuran kontak COVID-19 penyebab lonjakan kasus positif di Kudus

 

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021