Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali meminta kepada seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan di bidang olahraga agar mengesampingkan konflik internalnya masing-masing sehingga dapat terbangun solidaritas demi capaian prestasi Indonesia di berbagai ajang nasional dan internasional.
Saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2020 Komite Olimpiade Indonesia (KOI) secara virtual di Jakarta, Senin, Zainudin mengatakan sikap membangun kesadaran, kolektivitas dan solidaritas mengesampingkan konflik internal sangat dibutuhkan apalagi atlet Indonesia dihadapkan pada jadwal yang padat pada tahun ini.
“Pemerintah meminta kepada stakeholder olahraga ke depan semakin solid membangun kesadaran, kolektivitas dan soliditas, hilangkan konflik kepengurusan internal agar tidak mengganggu capaian prestasi Indonesia ke depan," kata Zainudin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
“Jadi hampir setiap bulan, bahkan ada yang dalam satu bulan itu (jadwal turnamen) berhimpitan. Nah ini bagaimana mengaturnya. Makanya kita harus duduk bersama antara Kemenpora, NOC, KONI, cabor dan stakeholder lainnya,” ujar dia.
Baca juga: Menpora targetkan Indonesia tembus 10 besar di Olimpiade 2032
Kemenpora mencatat setidaknya ada 16 kejuaraan, baik single event maupun multi event yang dijadwalkan akan diikuti Indonesia sepanjang 2021, jika tidak ada penundaan ataupun pembatalan. Kejuaraan tersebut, antara lain Asian Indoor and Martial Arts Games (Mei), Olimpiade Tokyo (Juli-Agustus), Kejuaraan Asia Bulu tangkis (Agustus), FIBA Asian Cup (September) hingga SEA Games Vietnam (November).
“Karena pesertanya ya itu itu juga, dia ikut PON, dia ikut SEA Games, Olimpiade. Nah ini, sejak sekarang harus mencari mekanisme bagaimana mengaturnya dan mencari jalan keluar agar tidak semua tenaga terkuras di satu kegiatan," ucapnya.
“Saya berharap agar kita semua menyadari, bahwa kita masih jauh tertinggal dengan negara lain, tetapi kita yakin kita punya kemampuan. Yang penting kita bersama-sama merencanakan, bersama-sama mengerjakan dan mengevaluasi secara bersama-sama," tambah dia.
Baca juga: Menpora: Dayung masuk cabang unggulan menuju Olimpiade 2032
Menpora Zainudin Amali mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo pada Haornas 2020 lalu telah memberi arahan kepada Kemenpora, KOI, KONI dan stakeholder olahraga lain untuk melakukan evaluasi total terhadap sistem keolahragaan nasional.
Menurutnya, prestasi-prestasi yang didapat saat ini bukanlah sepenuhnya by design, tetapi cenderung by accident. Indonesia, lanjut dia, terlalu fokus pada pembinaan atlet senior sehingga ketika seseorang berprestasi di ajang internasional, cabang olahraga tersebut tidak mampu menyiapkan lapisan-lapisan yang bisa melanjutkan capaian tersebut.
“Berbeda dengan negara lain yang sudah mendesain pembinaan olahraga di negaranya, di mana atlet yang purna prestasi dan senior di bawahnya sudah ada lapisan-lapisan yang langsung mengisi sehingga prestasi itu terus menerus berkesinambungan,”
“Inilah yang akan segera kita lahirkan dalam design besar sistem pembinaan olahraga nasional dan juga masterplan prestasi olahraga tahun 2032,” pungkas dia.
Baca juga: 40 cabang olahraga terima vaksin COVID-19 tahap pertama
Baca juga: Menpora tegaskan nobar Piala Menpora dilarang di seluruh Indonesia
Baca juga: Indonesia segera punya Grand Design Keolahragaan Nasional
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021