Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mendukung sekolah kembali dibuka pada tahun ajaran baru 2021/2022 dan pertunjukan seni budaya kembali dibuka.
“Kami mendukung kembali dibukanya sekolah dan bergeraknya Industri kreatif di Tanah Air seiring tingginya antusiame vaksinasi COVID-19 dan terus menurunnya kasus aktif dalam beberapa pekan terakhir. Seni pertunjukan saya rasa layak dipertimbangkan untuk kembali dibuka secara bertahap, baik itu konser musik, pertunjukan teater, maupun kesenian tradisional,” ujar Huda di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Komisi X : Vaksinasi harus tuntas sebelum pembelajaran tatap muka
Baca juga: Komisi X DPR dorong reformulasi anggaran pendidikan di daerah
Huda menambahkan pergelaran kegiatan seni budaya sudah terhenti selama setahun akibat pandemi COVID-19. Kondisi itu berdampak besar bagi para pelaku seni pertunjukan, termasuk para musisi, aktor, komedian, hingga kru pertunjukan.
“Mereka yang biasa menggantungkan hidup dari seni pertunjukan kehilangan sumber mata pencaharian utamanya. Pelarangan pagelaran seni budaya selama pandemi berdampak sangat besar bagi para pelakunya. Tidak hanya dari sisi ekonomi, pelarangan ini juga berdampak pada penurunan daya kreativitas karena minimnya ruang ekspresi,” tuturnya.
Saat ini, kata Huda, beberapa indikator penanganan COVID-19 menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Secara global terjadi penurunan kasus aktif beberapa waktu terakhir.
Begitu di Tanah Air, upaya vaksinasi COVID-19 untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) juga disambut antusias. Di Indonesia target vaksinasi gelombang satu untuk para tenaga kesehatan relatif sukses. Vaksinasi gelombang satu untuk pelayan publik, lansia, jurnalis, hingga pedagang besar juga relatif berjalan lancar.
“Oleh karena itu sudah saatnya kita memikirkan bagaimana sektor industri kreatif kembali berjalan dengan menimbang opsi pembukaan konser musik dan seni pertunjukan lain secara bertahap,” tambah dia.
Huda mengatakan ada beberapa tujuan pembukaan ruang ekspresi bagi seni pertunjukan tersebut. Pertama, untuk kembali menggairahkan kreativitas para pelaku seni, kedua membangkitkan industri kreatif, dan ketiga memastikan ekosistem seni pertunjukan Indonesia yang sudah baik tetap terjaga.
“Sebelum pandemi seni pertunjukan di Indonesia mempunyai agenda rutin yang menjadi perhatian dunia, seperti pagelaran Festival Java Jazz, Prambanan Jazz, hingga Synchronize Fest. Relasi antara promotor, musisi, dan pihak sponsor juga terjalin dengan baik. Ekosistem ini harus tetap dijaga, salah satunya dengan pemberian izin pagelaran dari pemerintah,” ucapnya.
Baca juga: Legislator minta tak ada perbedaan antarsekolah pada Sekolah Penggerak
Baca juga: Legislator ingatkan pembukaan sekolah terapkan protokol kesehatan
Opsi pembukaan kembali seni pertunjukan itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Pertama, harus ada pembatasan kapasitas penonton. Kedua, sebisa mungkin pagelaran dilaksanakan di luar ruangan. Ketiga, standar bermasker, suhu tubuh dalam batas aman, dan ketersediaan sanitasi penunjang tetap terjaga selama pertunjukan.
“Kami sudah berkomunikasi dengan para pelaku industri kreatif ini salah satunya dengan asosiasi promotor musik Indonesia. Mereka bersedia duduk bersama untuk merumuskan bagaimana konser bisa digelar, namun tetap aman dan sehat. Jadi sudah saatnya pemerintah mengajak mereka untuk duduk bersama.”
Politikus PKB itu juga mendesak kepada pemerintah agar memrioritaskan pemberian vaksinasi bagi pelaku seni pertunjukan. Para musisi, aktor, komedian, hingga pelaku seni tradisional layak mendapatkan prioritas, karena mereka adalah salah satu pendorong aktif roda ekonomi di Tanah Air.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021