Anda tidak bisa bilang tidak jika negara membutuhkanmu
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berdialog dengan 180 mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Greater Manchester, Inggris, dan menyerukan semangat juang agar mereka selalu mengabdi kepada bangsa, kapan pun dan di mana pun.
“Anda tidak bisa bilang tidak jika negara membutuhkanmu,” kata Mendag Lutfi dalam dialog yang berlangsung virtual pada Minggu (28/2), seperti disampaikan dalam rilis KBRI London, Selasa.
Dalam paparannya, Mendag menjelaskan mengenai strategi yang perlu dilakukan Indonesia ke depan, terutama untuk peningkatan perdagangan Indonesia dengan seluruh negara di dunia.
Menurut dia, tren global pada 2045 akan menjadi tantangan sekaligus peluang tersendiri bagi Indonesia, mulai dari proyeksi populasi demografi di tahun 2045, shifting mata uang menjadi mata uang regional dan mata uang digital atau cryptocurrency, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, serta perubahan geopolitik.
Dari sisi demografi, kelas menengah akan mendominasi dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi, dengan syarat Indonesia harus mengatasi jebakan pendapatan kelas menengah dengan cara membangun infrastruktur, teknologi, dan transportasi agar dapat bersaing dengan negara lain.
Lebih lanjut Lutfi menjelaskan bahwa Indonesia saat ini berhasil meningkatkan ekspor dalam bentuk produk setengah jadi dan produk jadi, sehingga tidak hanya mengekspor bahan mentah.
Investasi, industri manufaktur, dan ekspor impor merupakan indikator penting yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat penting karena membuktikan Indonesia telah menjadi salah satu bagian dari rantai pasok global.
Beberapa strategi yang dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekspor adalah mempercepat penyelesaian 25 perundingan perdagangan, serta mengejar perjanjian dengan negara-negara non tradisional seperti South African Customs Union, East African Community, dan beberapa negara Amerika Tengah.
Untuk itu, Mendag Lutfi mengundang partisipasi anak muda Indonesia untuk dapat menjadi tulang punggung negara dari segi perekonomian, sosial budaya, dan politik.
Lutfi mengawali "Evening Talk: Shaping Indonesia's Future through Trade with Indonesia's Minister of Trade" dengan menceritakan pengalamannya sebagai Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat (PERMIAS) di Los Angeles, yang sempat berinteraksi dengan para pejabat pemerintah Indonesia pada saat itu.
Pengalaman sebagai ketua PERMIAS serta menjadi pengusaha muda yang sukses, menuntunnya untuk menjadi Ketua HIPMI pada awal 2000, kemudian diangkat oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005 menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Keterlibatan Muhammad Lutfi di dalam pemerintahan berlanjut ketika diangkat menjadi duta besar RI untuk Jepang pada 2010-2013, kemudian menjadi menteri perdagangan tahun 2014, kemudian duta besar RI untuk AS, dan saat ini kembali diangkat menjadi menteri perdagangan oleh Presiden Joko Widodo.
Dubes RI untuk Inggris Desra Percaya berharap anggota PPI di Inggris dapat belajar dari pengalaman Muhammad Lutfi yang pernah bekerja di swasta maupun menjadi bagian dari pemerintahan Indonesia.
"Dengan pengalaman menteri perdagangan, yang sangat luas dan beragam baik di pemerintahan maupun swasta, diyakini dapat memberikan masukan yang ekstensif dan beragam baik di pemerintahan maupun swasta, serta dapat menjadi salah satu motor utama dalam pemulihan perekonomian Indonesia di masa pandemi dan pasca pandemi nanti,” ujar Dubes Desra.
“KBRI London akan terus mendukung upaya dan program Mas Menteri untuk meningkatkan perdagangan,” kata Desra, menambahkan.
Dialog Evening Talk: Shaping Indonesia diinisiasi KBRI London dengan tujuan sebagai sarana berbagi pengalaman pribadi pembicara atau tokoh yang dianggap dulunya pernah menjadi seorang pelajar atau mahasiswa yang tekun dan kemudian berhasil menjadi pemimpin.
Baca juga: Mendag dorong pemanfaatan teknologi untuk pengembangan UMKM
Baca juga: Muhammad Lutfi merasa terhormat diberi amanah jadi Menteri Perdagangan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021