• Beranda
  • Berita
  • BMKG sebut sebagian wilayah Jateng selatan masuki masa pancaroba

BMKG sebut sebagian wilayah Jateng selatan masuki masa pancaroba

2 Maret 2021 14:58 WIB
BMKG sebut sebagian wilayah Jateng selatan masuki masa pancaroba
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman. ANTARA/Sumarwoto

masyarakat perlu waspada karena saat transisi biasanya sering terjadi angin kencang dan puting beliung

Sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan diprakirakan telah memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim hujan menuju musim kemarau, kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman.

"Kita sekarang sudah memasuki masa pancaroba. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada karena masa transisi (pancaroba) biasanya sering terjadi angin kencang dan puting beliung," katanya usai penandatanganan nota kerja sama antara BMKG dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Baca juga: BMKG siap dukung operasional Bandara Soedirman Purbalingga

Menurut dia, masyarakat awam bisa mengenali tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung yang biasa terjadi pada sore hari.

Dalam hal ini, kata dia, udara pada siang hari terasa sangat panas menyengat dan menjelang sore terlihat gumpalan awan berwarna hitam.

"Kondisi tersebut perlu diwaspadai karena biasanya akan terjadi puting beliung ataupun angin kencang. Jadi, puting beliung dan angin kencang ini biasanya sering terjadi pada masa peralihan," katanya.

Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY

Menurut dia, pada masa transisi atau pancaroba biasanya juga banyak terjadi sambaran petir, sehingga masyarakat harus tetap waspada.

Lebih lanjut, Taruna mengatakan prakiraan awal musim kemarau untuk wilayah Jawa Tengah berbeda-beda karena tergantung lokasinya.

"Untuk wilayah pegunungan tengah Jateng diprakirakan sampai bulan Mei-Juni masih berpotensi terjadi hujan lebat. Sementara di wilayah selatan seperti Cilacap dan Kebumen curah hujannya pada akhir bulan Maret hingga April mulai berkurang, karena karakter wilayah berpengaruh terhadap curah hujannya," katanya menjelaskan.

Dia memrakirakan pada musim kemarau di wilayah Jawa Tengah masih tetap terjadi hujan karena fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga bulan Juni meskipun pengaruhnya kecil. 

Baca juga: BMKG sebut suhu udara di Cilacap masih normal meski terasa panas

Baca juga: BMKG: Waspada gelombang hingga 4 meter di sejumlah perairan Indonesia

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021