Setelah tewasnya dua orang dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, setelah kontak tembak dengan Satgas Madago Raya, TNI/Polri pada Senin (1/3), saat ini jumlah DPO MIT Poso tersisa sembilan orang.Kami sayangkan masih ada simpatisan-simpatisan yang membantu mereka
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, belum ada penambahan dari jumlah DPO MIT Poso tersebut.
Abdul Rakhman Baso menjelaskan, DPO MIT Poso yang sebelumnya berjumlah 11 orang itu, terbagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok berjumlah tujuh orang, dan satu kelompok lagi berjumlah empat orang. Kelompok yang berjumlah empat orang inilah terlibat kontak tembak dengan tim Satuan Tugas Madago Raya, gabungan TNI/Polri pada Senin (1/3).
"Terbagi dua kelompok, satu kelompok yang terdiri dari empat orang dipimpin Ali Kalora, dan satu kelompok lagi tujuh orang," ujarnya pula.
Meskipun demikian, Kapolda Sulteng sangat menyayangkan masih ada sejumlah simpatisan yang membantu DPO MIT Poso ini.
"Tidak ada penambahan, tapi kami sayangkan masih ada simpatisan-simpatisan yang membantu mereka," katanya lagi.
Setelah kontak tembak tersebut, pihak Satuan Tugas Madago Raya, gabungan TNI/Polri, melakukan penyisiran di lokasi kontak tembak, di sejumlah pegunungan dalam wilayah Kabupaten Poso.
"Masih dilakukan penyisiran dan pengejaran di seputar Dusun Andole, Tambarana, Poso pesisir utara. Karena pada saat kejadian mereka berjumlah empat orang dan dua lainnya melarikan diri," ujar dia.
Kontak tembak DPO MIT Poso dengan TNI/Polri itu mengakibatkan dua DPO MIT, yakni Samir alias Alfin asal Provinsi Banten, dan Irul, warga Kabupaten Poso yang merupakan anak mantan pimpinan MIT Poso Santoso serta seorang prajurit TNI Praka Dedi Irawan tewas.
Baca juga: Dua DPO MIT yang tewas setelah kontak tembak, dimakamkan di Kota Palu
Baca juga: Satu dari dua DPO tewas adalah putra mantan pimpinan MIT Poso
Pewarta: Rangga Musabar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021