Berpusat kepada seseorang yang mengalami penyakit Alzheimer, lirik lagu ini menggambarkan bagaimana seorang anak merindukan sosok ibu yang telah berubah, sementara sang ibu juga sedang dalam keadaan bingung dan mencari jati diri akibat sakit yang dideritanya.
"Lewat pengalaman hidup bersama oma yang menderita Alzheimer, saya menyadari musik bisa menjadi kunci ke hati dan pikiran oma," kata Amanda dalam siaran resmi, Rabu.
Amanda yang kini lebih dekat dengan sang nenek mengatakan lagu ini berbeda dengan lagu sebelumnya karena terasa megah berkat nuansa orkestra di dalamnya.
"Saat menciptakan lagu ini, aku merasa lagu ini sangat teatrikal, itulah kenapa akhirnya aku membuat lagu ini lengkap dengan orkestra dan aku selipkan sedikit nuansa seriosa di dalamnya," ungkap Amanda.
Dalam proses produksi, dia dibantu Chikita sebagai produser musik didukung 16 musisi yang merupakan mahasiswa musik, Dio Setiawan sebagai produser video bersama tim Jendela. Amanda mengatakan, ide cerita video musik berasal dari gagasan sederhana untuk bisa membedakan sudut pandang narator, ibu dan anak. Video klipnya direkam di tiga lokasi berbeda, yakni aula konser, hutan dan rumah.
"Saya harap lagu ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman akan Alzheimer ke semua orang dan juga membawa pencerahan baru kepada para pendengar musik," kata Amanda.
Baca juga: Tompi garap video musik Amanda Fedora untuk debut "Stormbreaker"
Baca juga: Trie Utami dan Tompi kolaborasi lewat "Kamu"
Baca juga: Serial web "Paras Cantik Indonesia" hadirkan wanita inspiratif
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021