Sebanyak tujuh perguruan tinggi nasional dan tiga perguruan tinggi asing membentuk konsorsium Indonesia Higher Education Leader (iHiLead) untuk mendukung implementasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
“Program ini sangat bagus untuk meningkatkan kapasitas pemimpin perguruan tinggi, dosen maupun lainnya,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof Nizam di Jakarta, Rabu.
Kemendikbud terus berupaya untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi agar selaras dengan kebutuhan industri, salah satunya melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Melalui program itu, katanya, kampus perlu memberikan kemerdekaan bagi mahasiswanya untuk mengikuti program magang di perusahaan-perusahaan. Kampus Merdeka memiliki sembilan kegiatan, seperti pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, membangun desa, studi/proyek mandiri, kewirausahaan mahasiswa, proyek kemanusiaan dan kompi cadangan.
iHiLead adalah sebuah konsorsium yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia melalui reformasi kepemimpinan di lingkungan perguruan tinggi. Sasaran akhir dari konsorsium ini adalah agar lulusan perguruan tinggi semakin mampu menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Konsorsium itu berada di bawah supervisi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dan melibatkan tujuh perguruan tinggi dari Indonesia dan tiga perguruan tinggi dari Uni Eropa. Tujuh perguruan tinggi Indonesia tersebut adalah President University, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Islam Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran dan STIE Malangkucecwara. Sementara, tiga perguruan tinggi asing, terdiri dari University of Gloucestershire, International School for Business and Social Studies (ISBSS) dari Slovenia, dan University of Granada dari Spanyol.
Dalam pelaksanaannya, konsorsium iHiLead mendapat dukungan dari Education, Audiovisual and Culture Executive Agency (EACEA), sebuah badan di bawah Eramus+ dari Uni Eropa. Erasmus+ adalah sebuah komisi di Uni Eropa yang mendukung berbagai kegiatan dalam bidang pendidikan, pelatihan, kepemudaan dan olahraga di berbagai negara di dunia.
Lebih lanjut Nizam menerangkan, ada delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Transformasi Pendidikan Tinggi yaitu, lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen dapat berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus, hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi internasional, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan program studi berstandar internasional.
"Dengan adanya program ini kelak begitu lulus mahasiswa langsung siap kerja, bukan lagi siap latih. Program ini diharapkan mampu meningkatkan serapan lulusan perguruan tinggi di pasar tenaga kerja,” kata Nizam.
Menurut Nizam, selama ini banyak keluhan dari kalangan dunia usaha mengenai kualitas lulusan perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Selain itu, masih banyak materi kuliah yang diajarkan di kampus tidak sejalan lagi dengan kebutuhan DUDI. Untuk itu, Nizam meminta perguruan-perguruan tinggi di Indonesia untuk merombak sistem pendidikannya dari pola Industri 3.0 ke pola Industri 4.0, atau bahkan industri 5.0.
Sementara itu, David Dawson dari UoG yang juga menjadi pemimpin untuk konsorsium menjelaskan bahwa proyek iHiLead ini akan berlangsung selama tiga tahun, yakni sejak 15 Januari 2021 hingga 14 Januari 2024.
“Proyekn ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pimpinan di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia. Di sini yang dimaksud pimpinan mencakup rektor, wakil rektor, dekan dan kepala program studi, pimpinan akademik lainnya, kalangan manajemen senior, termasuk para pimpinan di bidang nonakademik (tenaga kependidikan).
Merujuk pada definisi pimpinan tersebut, pada tujuh perguruan tinggi yang menjadi anggota konsorsium iHiLead saja setidak-tidaknya ada 1.731 pemimpin dan manajer serta membawahi 7.300 staf dan 189.000 mahasiswa.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021