• Beranda
  • Berita
  • BBKSDA Riau butuh bantuan heli untuk padamkan kebakaran cagar biosfer

BBKSDA Riau butuh bantuan heli untuk padamkan kebakaran cagar biosfer

3 Maret 2021 14:48 WIB
BBKSDA Riau butuh bantuan heli untuk padamkan kebakaran cagar biosfer
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suharyono (dua kanan) mencoba memadamkan kebakaran di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (2/3/2021). BBKSDA Riau memperkirakan luas kebakaran sudah mencapai 100 hektare yang diduga dipicu oleh cuaca kemarau dan aktivitas perambahan. (FOTO ANTARA/HO-BBKSDA Riau)

Tim gabungan yang dipimpin BBKSDA Riau sudah 11 hari terakhir mencoba melakukan pemadaman di kawasan tersebut.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyatakan butuh bantuan helikopter untuk proses pemadaman kebakaran di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, yang masih sulit dikendalikan karena sulitnya mencapai sumber air.

"Kemarin kita sudah meminta bantuan helikopter Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup KLHK untuk 'waterbombing' tapi ada masalah pada alat kantong airnya," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu.

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu merupakan kawasan konservasi seluas 705.271 hektare yang diakui oleh UNESCO, yang terdiri atas dua kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Bukit Batu.

Suharyono mengatakan tim gabungan yang dipimpin BBKSDA Riau sudah 11 hari terakhir mencoba melakukan pemadaman di kawasan tersebut.

"Kita memang belum menghitung secara detil, tapi diperkirakan sudah luasnya sudah mencapai 100 hektare," katanya.

Menurut dia, upaya pemadaman kini masih fokus dari darat yang terdiri dari 23 pemadam kebakaran BBKSDA Riau, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan dibantu tujuh orang Regu Pemadam Kebakaran PT Arara Abadi.

Ia mengatakan sebelumnya ada tiga titik api besar di kawasan tersebut, dua diantaranya sudah bisa dikendalikan. Selain itu, disekeliling kawasan tersebut juga terjadi kebakaran. Lokasi kebakaran besar sangat kering, dan jauh dari akses jalan sehingga mobilitas personel yang membawa alat sangat sulit.

Suharyono menduga kebakaran di kawasan itu dipicu oleh faktor manusia yang melakukan pembukaan lahan pertanian secara ilegal. Kawasan tersebut sejatinya adalah habitat alami untuk gajah sumatera dan tanaman yang dilindungi, salah satunya kantong semar.

"Tidak mungkin binatang yang bawa korek api terus membakar. Saya menduga kebakaran ini terjadi karena faktor manusia," katanya.

Pemprov Riau sudah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021. KLHK sudah menurunkan satu unit helikopter untuk membantu proses pemadaman dari udara atau "waterbombing". 

Baca juga: BNPB: Ada titik api Karhutla di SM GSK Riau

Baca juga: Helikopter MI-8 bom air kebakaran cagar biosfer Giam Siak

Baca juga: Satgas berjibaku padamkan Karhutla di zona inti Cagar Biosfer Riau

Baca juga: Masyarakat Bengkalis sepakati pakta integritas lindungi cagar biosfer

 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021