• Beranda
  • Berita
  • BNPB catat 3.253 kali kejadian bencana di Indonesia setahun terakhir

BNPB catat 3.253 kali kejadian bencana di Indonesia setahun terakhir

3 Maret 2021 15:55 WIB
BNPB catat 3.253 kali kejadian bencana di Indonesia setahun terakhir
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan laporan kepada Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2021 bertema "Tangguh Hadapi Bencana" di Istana Negara Jakarta, Rabu (3/3/2021). (FOTO ANTARA/Devi Nindy)

Artinya setiap hari setidaknya ada sembilan kali kejadian bencana yang terjadi. Apakah itu gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, karhutla, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat sebanyak 3.253 kali kejadian bencana dalam kurun setahun terakhir, mulai awal Februari 2020-akhir Februari 2021.

Kepala BNPB Doni Monardo melaporkan informasi itu kepada Presiden Joko Widodo saat akan membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana 2021 bertema "Tangguh Hadapi Bencana" di Istana Negara Jakarta, Rabu.

"Artinya setiap hari setidaknya ada sembilan kali kejadian bencana yang terjadi. Apakah itu gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, karhutla, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung," katanya.

Ia mengatakan kejadian bencana selalu diikuti dengan kehilangan harta benda dan korban jiwa.

Mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, ia juga mengatakan setiap tahunnya kerugian ekonomi akibat bencana rata-rata Rp28,8 triliun.

"Belum lagi jika melihat statistik korban jiwa bencana dalam 10 tahun terakhir, rata-rata 1.183 jiwa meninggal akibat bencana," katanya.

Doni juga mengutip pernyataan Bank Dunia yang menegaskan Indonesia adalah salah satu dari 35 negara dengan tingkat risiko ancaman bencana paling tinggi di dunia.

Oleh karenanya, dia menjamin pemerintah tidak tinggal diam mengantisipasi potensi bencana.

Presiden pun telah memberikan arahan pada Rakornas Penanggulangan Bencana tanggal 4 Februari 2020 lalu di Sentul, Jawa Barat, seluruh instansi pemerintah TNI dan Polri dan pemerintah daerah harus bersinergi melakukan berbagai upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.

Termasuk di dalamnya terdapat perencanaan pembangunan yang berlandaskan pengurangan risiko bencana, pelibatan pakar untuk memprediksi ancaman, memperkuat sistem peringatan dini, menyusun rencana kontijensi, dan edukasi serta pelatihan kebencanaan.

"Arahan bapak Presiden tersebut sudah, sedang, dan terus kami laksanakan melalui pendekatan kolaborasi pentahelix pemerintah bersama dengan para akademisi, dunia usaha, komunitas, relawan, dan media, terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat individu keluarga dan masyarakat," demikian Doni Monardo.


Baca juga: Presiden: Kebijakan nasional-daerah harus sensitif soal bencana

Baca juga: BNPB catat terjadi 657 bencana hingga 1 Maret 2021 di Indonesia

Baca juga: Presiden: COVID-19 momentum perkokoh ketangguhan hadapi bencana

Baca juga: Presiden tegaskan pentingnya manajemen tanggap darurat pascabencana


Baca juga: Sekolah Ilmu Lingkungan UI buka prodi magister manajemen bencana

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021