Dalam acara webinar 'Great Reset and Future Prospects' yang diselenggarakan daring di Jakarta, Rabu, Bambang menyatakan negara harus bisa bertahan dan keluar dari resesi ekonomi pada masa pandemi dengan kembali menggerakkan roda ekonomi lewat investasi.
Namun, Bambang mengingatkan agar mendatangkan investasi, maka setiap negara harus berlomba dan bersaing agar investor bersedia menanamkan modalnya.
"Negara harus mencoba tidak hanya bersandar pada konsumsi dan government support, tapi dari investasi," kata Bambang.
Dia menjelaskan saat terjadi pandemi dan banyak negara di dunia mengalami resesi ekonomi akibat mobilitas manusia yang dibatasi, setiap negara hanya bisa tergantung pada dukungan belanja pemerintah agar tetap menjaga pertumbuhan ekonomi di mana sektor lainnya belum pulih.
Baca juga: ADB: Teknologi digital dorong pemulihan ekonomi dari krisis COVID-19
Namun demikian, dukungan belanja pemerintah yang besar-besaran diperlukan anggaran khusus yang dialokasikan dan membuat anggaran di banyak negara, khususnya Asia Pasifik mengalami defisit. Hal ini menyebabkan banyak negara harus mencari dana segar yang menyebabkan kenaikan tingkat utang.
"Akibatnya, government's debt is rising, pasti, tidak ada jalan lain," kata Bambang.
Namun Bambang menekankan agar negara harus sangat hati-hati mengelola rasio utang agar tetap berkelanjutan dan tidak menciptakan beban yang terlalu berat karena terlalu banyak utang bisa membuat ekonomi runtuh.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro BKPM Indra Darmawan mengatakan fokus pemerintah pada 2021 terbagi ke dalam tiga bagian, yakni meningkatkan kesehatan masyarakat, keberlanjutan program tenaga kerja, dan implementasi dari UU Cipta Kerja.
Bambang menyebut implementasi UU Cipta Kerja inilah yang digenjot oleh pemerintah guna mendongkrak investasi di dalam negeri melalui berbagai klaster yang salah satunya dengan menjalankan Lembaga Pengelola Investasi yang akan menyedot banyak dana dan digunakan untuk pembangunan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: ADB: Sektor transportasi jadi soko guru ekonomi Indonesia pada 2021
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021