Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Kamis, mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum sejauh 1.200 meter ke arah barat daya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan awan panas guguran terjadi pada pukul 03.57 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 38 mm dan durasi 123 detik," kata Hanik.
Pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, Gunung Merapi juga teramati mengalami 25 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya.
Selain itu, gunung api aktif itu juga terdeteksi mengalami satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 38 mm selama 123 detik, 35 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 mm selama 11-112 detik, dan dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm selama 13 detik.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi 12 kali meluncurkan guguran lava
Baca juga: BTNGM : Pemulihan hutan terdampak erupsi Merapi butuh puluhan tahun
Baca juga: BTNGM akan pantau kerusakan hutan terdampak erupsi Gunung Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021