"Tentunya menjadi angin segar bagi kami, produksi rumah terjangkau atau bersubsidi bakal naik 20 persen tahun 2021 ini," kata Ardian saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 535/KPTS/M/2019 Tentang Batasan Harga Jual Rumah Sejahtera Tapak Yang Diperoleh Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi.
Menurut Ardian, tentunya akan menggairahkan pengembang rumah sederhana mengingat selain kebijakan untuk tidak menaikkan harga rumah dengan skema Subsidi Selisih Bunga (SSB), pemerintah juga telah memberikan kelonggaran dengan syarat KPR ringan, bunga bank diturunkan, serta uang muka nol persen.
Ardian mengatakan kebijakan ini akan menggairahkan pasar rumah sederhana apalagi pemerintah juga menargetkan pembiayaan Subsidi Selisih Bunga (SSB) dari 109.253 unit tahun lalu, menjadi 222.876 unit pada 2021.
Disamping itu, kata Ardian, pasar rumah subsidi pada 2021 sangat prospektif, karena kebutuhan akan tempat tinggal bagi MBR masih sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari "backlog" rumah subsidi cukup besar.
“Berdasarkan data Kementerian PUPR, backlog perumahan per awal 2020 mencapai 7,64 juta unit rumah yang terdiri dari 6,48 juta unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) non fixed income, 1,72 juta unit rumah untuk MBR fixed income dan 0,56 juta unit rumah untuk non MBR,” ujar Ardian.
Khusus di daerah Bekasi yang merupakan daerah pendukung Kota DKI Jakarta, lanjut Ardian, pangsa pasar untuk rumah subsidi masih sangat tinggi, mengingat lahan peruntukkan rumah subsidi semakin sempit terlebih di kota besar seperti Bekasi, keberadaan rumah subsidi akan makin jauh ke dalam_dari jalan raya provinsi.
Ardian mengatakan Vista Group merupakan salah satu pengembang yang mendukung program rumah sederhana yang digulirkan pemerintah melalui perumahan Mutiara Puri Harmoni 2 di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Ardian menargetkan permukiman yang dibangun di atas lahan seluas 26 hektare sejak 2016 itu bisa bertumbuh 50 persen pada 2021 dari jumlah rumah yang sudah terbangun hingga saat ini sebanyak 2.000 unit.
"Tidak hanya hunian, di dalam kawasan juga dibangun rumah kios ditujukan bagi masyarakat yang ingin menjalankan usaha di tengah pandemi," ucap Ardian.
Ardian mengatakan pengembang perumahan bersubsidi sekarang ini tidak hanya dituntut menjual dengan harga terjangkau sesuai aturan pemerintah, tetapi kualitas lingkungan juga harus diperhatikan.
"Sekarang ini ada 1.500 kepala keluarga yang sudah tinggal di dalamnya. Saat ini kami sedang membangun 150 unit rumah yang siap akad di awal semester kedua 2021," jelasnya.
Baca juga: Kementerian PUPR gencarkan "Gerakan Bangun Rumah Subsidi Berkualitas"
Baca juga: PUPR usulkan FLPP tahun depan Rp23 triliun bagi 200 ribu rumah subsidi
Baca juga: REI Kalbar terget 2021 bangun 7.500 unit rumah subsidi untuk MBR
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021