Sejumlah faktor malnutrisi pada lansia di antaranya terjadi karena berkurangnya asupan makanan yang disebabkan oleh tidak nafsu makan atau masalah mengunyah, status mental buruk, isolasi sosial, menurunnya indera perasa dan penciuman, faktor penyakit seperti gangguan pencernaan, diare dan konstipasi.
"Kalau lansia dikasih vaksin COVID-19 tapi lansia-nya malnutrisi maka proses pembentukan antibodinya akan berkurang jadi sebaiknya gizi lansia diperbaiki dulu sebelum divaksinasi agar pembentukan antibodi optimal," kata dr Johanes dalam diskusi virtual, Jumat.
Ia memaparkan, dalam beberapa penelitian, penambahan monosodium glutamate (MSG) dapat membantu meningkatkan asupan makanan pada lansia dengan memperbaiki rasa makanan dan juga menstimulasi fungsi lambung. Menurut studi yang dipaparkan dr Johanes, MSG juga bermanfaat untuk mengurangi artrophic gastritis yang sering terjadi pada lansia sehingga mengganggu absorbsi zat gizi dan menurunkan nafsu makan.
"Dengan menambahkan MSG alih-alih garam dalam menu lansia maka akan memiliki sejumlah manfaat seperti memperbaiki fungsi mulut di mana MSG membuat lansia memproduksi lebih banyak saliva yang penting untuk proses mengunyah dan menelan selain itu menambah ketahanan tubuh," kata dr Johanes dari RSIA Melinda Bandung itu.
Baca juga: Puskesmas Kramat Jati telah vaksinasi 598 lansia
Baca juga: Kemenkes gandeng Halodoc siapkan vaksinasi drive thru untuk lansia
Lansia juga sering mengalami gangguan pengosongan lambung yang menyebabkan kembung berkepanjangan sehingga mengurangi rasa lapar. Bahkan bisa reflux saat ada peningkatan tekanan abdomen.
"Penambahan MSG 2-3 gram per hari sampai selama satu bulan ke dalam makanan meningkatkan asam basal dalam lambung dan memperbaiki nafsu makan," katanya. "Penambahan MSG 0,5 persen pada diet cair tinggi protein meningkatkan kecepatan pengosongan lambung."
MSG, monosodium glutamate terdiri dari Natrium 12 persen L-Glutamate bebas 78 persen dan air 10 persen. MSG menghasilkan rasa umami secara alami ada di setiap makhluk hidup
Glutamate bebas terkandung dalam makanan seperti tomat 246 mg per 100 gr, terasi segar 1199 mg per 100 gr dan scallop 140 mg per 100 gr. Glutamate juga terdapat pada ASI 180 mg per 100 gram, 50 persen total protein ASI itu sendiri.
Dalam jurnal "Pathophysiology" tahun 2017 disebutkan Glutamat bebas dalam tubuh manusia dewasa berjumlah sekira 10 gram, terbanyak ada di otot (6 gram) dan di otak (2,3 gram).
"Tubuh manusia tidak membedakan glutamate alami dalam makanan dengan yang berasal dari bumbu masak. Jadi dari sudut pandang evolusi dan nutrisi, MSG berkualitas tinggi tidak memberi efek yang aneh dalam diet manusia," kata dr Johanes.
Tahun 2013 Peraturan Ketua BPOM No 023 sudah menyatakan MSG aman dikonsumsi secukupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih mengingatkan agar bahan tambahan pangan yang dikonsumsi hendaklah memenuhi sejumlah syarat penting.
"Makanan-makanan itu, termasuk bahan tambahan pangan harus terjamin keamanannya, harus ada ijin edar, jadi aturannya banyak sekali. Kalau tidak masuk itu ya sudah kita tidak boleh merekomendasikan atau menasihatkan ke pasien," kata Daeng.
Baca juga: Makanan gizi seimbang bantu tingkatkan imunitas
Baca juga: Asupan garam berlebih turunkan imun, bagaimana cara menguranginya?
Baca juga: Interpol: Ratusan vaksin COVID-19 palsu disita di Afrika Selatan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021