Panglima mengatakan pengiriman KRI menandai kontribusi ke-13 TNI dalam satgas maritim di bawah bendera PBB.
"Sebagai komponen maritim dalam misi Unifil, TNI memiliki peran sentral menjaga stabilitas keamanan di laut," kata Panglima saat melepas Satgas MTF di Kota Batam Kepulauan Riau, Jumat.
Prajurit TNI akan melakukan operasi mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara tidak sah di Libanon.
Baca juga: Kapal Perang KRI Badik-623 sandar di daerah asal penamaannya
Baca juga: KRI I Gusti Ngurah Rai-332 amankan Perairan Ambalat
Baca juga: Dubes RI lepas keberangkatan KRI Bung Tomo-356 dari Sri Lanka
Satgas juga bertugas membantu meningkatkan kapasitas Angkatan Laut Libanon agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara mandiri.
KRI Sultan Iskandar Muda juga mengemban misi diplomatik, selama melaksanakan lintas laut.
Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, KRI Sultan Iskandar Muda bersama 119 prajuritnya akan menggantikan KRI Sultan Hassanudin yang telah bertugas selama satu tahun di tempat yang sama.
KRI Sultan Iskandar Muda berangkat pada Jumat, dengan rute Kolombo, Salalah, Jedah, Kolombo. Seluruh prajurit akan menjalani isolasi di Jeddah selama dua pekan.
Ia menyampaikan sejak 2009 hingga tahun ini, Indonesia sudah mengirim 13 kapal dalam operasi itu.
"Kita doakan semoga KRI SIM dapat tiba di Beirut tepat waktu dan KRI Hassanudin bisa kembali ke Indonesia dengan selamat karena mereka sudah melaksanakan tugas kurang kebih satu tahun," kata dia.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021