PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus membangun ekosistem untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar pelaku usaha tersebut dapat naik kelas dan lebih terkoordinasi setelah pandemi COVID-19 berakhir.Untuk menggerakkan ini semua, kita bangun ekosistem UMKM yang bisa menyasar 18 juta (pelaku UMKM unbankable), lalu memindahkan (pelaku UMKM pengguna jasa) rentenir ke lembaga pembiayaan formal. Dengan cara kerja cepat dan mudah-lah transformasi yang
Direktur Utama BRI Sunarso dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, menyatakan pembentukan ekosistem layanan UMKM agar pelaku usaha bebas dari rentenir ini harus memperhatikan jaminan pemenuhan kebutuhan keuangan yang cepat, mudah, dan murah.
Menurut dia, kecepatan dan kemudahan proses kredit merupakan kebutuhan UMKM, karena pelaku usaha dalam meminjam Rp5 juta tidak terlalu khawatir dengan bunga 5-10 persen, karena yang terpenting adalah proses kredit yang cepat.
"Untuk menggerakkan ini semua, kita bangun ekosistem UMKM yang bisa menyasar 18 juta (pelaku UMKM unbankable), lalu memindahkan (pelaku UMKM pengguna jasa) rentenir ke lembaga pembiayaan formal. Dengan cara kerja cepat dan mudah-lah transformasi yang dilakukan oleh BRI," katanya.
Baca juga: BRI terus dorong kemajuan UMKM, jaga perekonomian Indonesia
Ia juga menambahkan upaya mendorong UMKM agar terus berkembang dan bertahan hidup di tengah kesulitan akibat pandemi COVID-19 juga harus dilakukan dengan mengandalkan sinergi atau kerja sama antar berbagai pihak.
Menurut Sunarso, penyaluran stimulus dari pemerintah selama ini, yakni government spending, government investment dan government guarantee, sudah cukup membantu menggerakkan perekonomian nasional dan pelaku UMKM.
Namun, penyaluran stimulus ini harus didukung oleh berbagai faktor lainnya seperti sumber dana yang kuat, data penerima yang valid, sistem penyaluran yang kredibel dan sumber daya manusia untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Sunarso memastikan BRI sudah memberikan sebagian besar faktor tersebut dalam penyaluran stimulus pemerintah yang terbukti dengan proses restrukturisasi pinjaman hingga akhir 2020 telah mencapai Rp186,6 triliun untuk 2,8 juta nasabah.
Baca juga: Dirut BRI: Daya beli dan konsumsi publik kunci pertumbuhan kredit
Dalam periode tersebut, BRI juga sudah menyalurkan subsidi bunga senilai Rp4,7 triliun bagi 6,57 juta debitur.
Setelah itu, BRI membantu penyaluran BPUM senilai total Rp18,6 triliun untuk 7,7 juta pelaku usaha mikro. KUR Super Mikro juga tersalurkan dengan nilai mencapai Rp8,66 triliun untuk 986 ribu penerima serta subsidi gaji mencapai Rp6,45 triliun untuk 5,38 juta penerima.
Ia optimistis penyaluran kredit dan layanan keuangan bagi UMKM serta masyarakat bisa terus tumbuh melalui sinergi dan kerja sama yang dibangun untuk mendorong terciptanya permintaan kredit dari masyarakat.
"Hal paling penting adalah memulihkan (perekonomian) jangan bergantung (stimulus) terus menerus. Perlu dilakukan orkestrasi dari berbagai faktor untuk mendorong pertumbuhan kredit sehingga bisa mendorong pertumbuhan GDP atau ekonomi," kata Sunarso.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 57 juta. Dari jumlah tersebut, baru 15 juta pelaku UMKM yang mendapat layanan keuangan formal seperti bank, tekfin dan perusahaan gadai.
Sisanya, terdapat 30 juta pelaku UMKM yang masih mendapat layanan keuangan dari rentenir atau mengandalkan bantuan kerabatnya. Sedangkan, sebanyak 18 juta pelaku UMKM belum terlayani lembaga keuangan formal dan informal.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021