Kemunculan kasus tersebut menimbulkan tantangan baru bagi Filipina, salah satu negara di Asia yang paling parah dilanda wabah COVID-19.
Dari kasus baru varian yang dikenal sebagai B.1.351, kementerian kesehatan mengatakan 41 kasus muncul di Manila, sementara yang lain masih diverifikasi.
Filipina pertama kali melaporkan enam kasus varian tersebut pada Selasa (2/3).
Negara Asia Tenggara itu memulai vaksinasi pada Senin (1/3), namun para ahli kesehatan khawatir penemuan varian baru dapat mempersulit program penyuntikan tersebut.
Otoritas kesehatan pada Jumat juga melaporkan 31 infeksi lagi varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris sehingga meningkatkan jumlah keseluruhan menjadi 118 kasus.
Selain dua varian tersebut, kementerian kesehatan mengatakan telah mendeteksi 42 lagi kasus "mutasi yang berpotensi signifikan secara klinis".
Kasus-kasus tersebut ditemukan dalam sampel yang diambil dari para warga Filipina yang kembali dari luar negeri serta penduduk di Manila dan Filipina tengah.
Kementerian kesehatan Filipina, Jumat, melaporkan 3.045 kasus baru COVID-19, peningkatan harian tertinggi dalam lebih dari empat bulan.
Sementara itu, Presiden Rodrigo Duterte pada Kamis (4/3) menjamin keamanan vaksin COVID-19. Ia mengimbau masyarakat untuk divaksin sesegera mungkin.
Vaksinasi, kata Duterte, adalah kunci untuk menjalankan kembali ekonomi negara, yang mengalami penyusutan paling tajam pada 2020.
Pasokan Filipina berupa 600.000 vaksin buatan Sinovac Biotech China mendapat dorongan karena lebih dari 480.000 dosis vaksin AstraZeneca, yang diamankan melalui fasilitas COVAX, sudah tiba pada Kamis.
Filipina lebih lambat daripada beberapa negara tetangganya dalam meluncurkan program vaksinasi karena negara itu kekurangan pasokan.
Pasokan yang minim telah menghambat upaya pemerintah Filipina dalam mengamankan jutaan dosis untuk melaksanakan vaksinasi pada 70 juta dari 108 juta penduduknya tahun ini --dalam upaya mencapai kekebalan kawanan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Filipina mulai program vaksinasi COVID-19
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021