Tiga figur perempuan lintas profesi di Indonesia berbagi pesan inspiratif kepada masyarakat menjelang peringatan Hari Perempuan Sedunia 2021 yang akan diperingati pada 8 Maret.Meskipun berupa langkah kecil, tapi itu menjadi penentu bahwa kita sudah bergerak
Salah satunya adalah pegiat olahraga ekstrem Veronica Moeliono yang mendorong para perempuan Indonesia berani menghadapi tantangan serta rasa takut mereka dalam menggapai cita-cita.
"Perbuatan besar tetap diawali langkah pertama. Meskipun berupa langkah kecil, tapi itu menjadi penentu bahwa kita sudah bergerak," ucap Veronica saat menjadi pembicara pada acara "#ChooseToChallenge : Ngobrol Santai dengan Perempuan Keren" diikuti di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Digitalisasi buka peluang berkarya dan semakin inklusif
Perempuan yang aktif menggeluti arung jeram dan mendaki gunung itu pernah merasakan sendiri tantangan ketika mulai menggeluti olahraga ekstrem yang identik dengan kaum pria tersebut. Kekhawatiran, keraguan, hingga ketakutan kerap mendominasi.
Namun berbekal keyakinan juga mental yang sebelumnya ia asah saat mengikuti Diklatsar Wanadri, Vero pun mulai menjalani apa yang menjadi 'passion'-nya. Kalaupun muncul tantangan di tengah jalan, tak lantas jadi penghalang, justru dijadikannya sebagai motivasi.
"Tentu sebelumnya sudah menentukan tujuan yang ingin dicapai. Sebab dengan menetapkan tujuan, saat menjalani prosesnya akan lebih mantap," ucapnya.
Baca juga: Gojek tingkatkan fasilitas keamanan untuk perempuan
Terbukti, prinsip yang dipegang Vero itu berhasil mengantarkannya menaklukkan sejumlah puncak gunung tertinggi, juga partisipasi kejuaraan arung jeram hingga di skala internasional.
Acara yang digagas Teras Mitra dan dapat diakses secara daring itu juga menghadirkan wartawan Kompas era 1984-2015 Maria Hartiningsih, 'founder' heySTART Vania Santoso, dan kontributor medis @pandemictalks Dr.Adaninggar,Sp.PD sebagai pembicara.
Para perempuan yang secara bergiliran menyampaikan kisah-kisah inspiratif sesuai latar belakangnya itu sama-sama menyiratkan pesan yang sama bagi kaumnya untuk berani melangkah.
Prinsip "berani melangkah" juga diyakini Vania Santoso yang mulai merintis heyStart saat dirinya masih remaja.
Baca juga: Peringati hari jadi, Istiqlal gencarkan munculnya ulama perempuan
"Saat itu memang banyak yang memandang sebelah mata, karena aku masih muda. Tapi anggapan itu aku anggap sebagai tantangan untuk tetap melanjutkan apa yang sudah kumulai," katanya.
Keyakinan Vania untuk terus mengampanyekan misi kepedulian akan lingkungan ini yang lantas mengantarkannya hingga ke UN Youth Climate Summit.
"Pesanku untuk perempuan-perempuan lainnya ialah agar tidak takut mencoba karena saat mencoba peluang keberhasilan itu 50:50. Beda cerita kalau sama sekali tidak melakukan pergerakan karena memilih menutup diri, itu kegagalan yang sudah pasti," katanya.
Baca juga: Menteri sebut perempuan masih terjajah konstruksi sosial merugikan
Keberanian mengalahkan ketakutan juga yang menjadi modal Maria Hartiningsih saat menjejakkan kakinya di belantara dunia jurnalistik.
"Saya sempat takut saat akan memulai kerja di bidang ini karena akan bertemu aneka ragam personal di ruang publik, padahal latar belakang saya analis kimia yang kerjanya di dalam laboratorium," katanya.
Masih minimnya perempuan jurnalis kala itu juga tak menyurutkan nyali Maria untuk tampil memperlihatkan kinerja jurnalis yang berintegritas.
"Bahkan beberapa tugas jurnalistik yang tidak bisa ditembus rekan jurnalis pria, ternyata bisa saya selesaikan karena perempuan bisa lebih ulet saat terjun di bidang ini," katanya.
Baca juga: Tokoh: Perjuangan perempuan Indonesia sudah mulai sejak abad XVI
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021