• Beranda
  • Berita
  • PM Netanyahu sebut Israel hampir akhiri pembatasan COVID-19

PM Netanyahu sebut Israel hampir akhiri pembatasan COVID-19

7 Maret 2021 20:12 WIB
PM Netanyahu sebut Israel hampir akhiri pembatasan COVID-19
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima vaksin penyakit virus corona (COVID-19) di Sheba Medical Center di Ramat Gan, Israel (19/12/2020). ANTARA/REUTERS/Amir Cohen/Pool/aa.

Kita masih harus mengawasi diri kita sendiri, harus tetap memakai masker, menjaga jarak sosial---tetapi kita akan keluar dari pembatasan

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel hampir mengakhiri langkah-langkah pembatasan COVID-19, saat restoran-restoran kembali dibuka di bawah rencana yang didorong oleh vaksinasi yang cepat.

"Restoran kembali hidup," kata Netanyahu setelah dia dan Wali Kota Yerusalem Moshe Lion bersulang dan menyantap kue-kue di luar di sebuah kafe taman, Minggu.

"Kita masih harus mengawasi diri kita sendiri, harus tetap memakai masker, menjaga jarak sosial---tetapi kita akan keluar dari pembatasan," ujar dia kepada Reuters.

Karena 53 persen warga Israel telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin Pfizer Inc, menurut data Kementerian Kesehatan, pemerintah secara bertahap membuka kembali bisnis, sekolah, dan bandara utama negara dengan kapasitas terbatas.

Baca juga: Israel, Austria dan Denmark bentuk aliansi pasokan vaksin COVID
Baca juga: Kajian di Israel: vaksin Pfizer 85% efektif dalam suntikan pertama


Beberapa tempat rekreasi memiliki akses terbatas kepada pelanggan yang dapat membuktikan kekebalan COVID dengan apa yang disebut sebagai "kartu hijau" yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, dengan harapan para pejabat akan memenangkan hati warga Israel yang masih enggan divaksin.

Namun, petugas kesehatan setempat memperingatkan bahwa penularan yang meningkat dapat memicu penguncian lain, yang kemungkinan dapat meredam harapan Netanyahu untuk mempertaruhkan kebijakan pandemiknya dengan kemenangan dalam pemungutan suara 23 Maret mendatang.

Nachman Ash, koordinator respons pandemi nasional, menyuarakan keprihatinan bahwa publik mungkin tidak memperhatikan pembatasan yang tersisa.

"Kami khawatir dengan peningkatan morbiditas dalam beberapa hari terakhir, dan kemungkinan tindakan sebaliknya pasti ada," kata Ash kepada radio 103 FM.

Saat ditanya apakah tindakan itu mungkin termasuk penguncian, dia mengatakan "harus memutuskan untuk melakukan tindakan ini sebelum pemilihan, tentu saja."

Israel keluar dari penguncian ketiganya bulan lalu. Pemerintah Netanyahu telah berjanji tidak akan ada yang keempat.

Jajak pendapat melihat partai Likud konservatif Netanyahu mengambil suara terbanyak dalam pemilihan. Namun penantang terbesarnya, Yair Lapid dari Yesh Atid yang beraliran sentris, dapat mengumpulkan lebih banyak sekutu yang berpikiran sama dan ditugaskan untuk membentuk pemerintahan koalisi berikutnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Israel berbagi vaksin COVID dengan Palestina, Honduras, Ceko
Baca juga: Israel buka kembali ekonomi setelah memvaksin setengah populasinya

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021