Norwegia kemungkinan akan membutuhkan pembatasan yang lebih kuat untuk memerangi kebangkitan terbaru infeksi virus corona, ujar Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Minggu (7/3).Di depan kita ada bukit lain yang harus didaki, mungkin dengan langkah-langkah nasional yang lebih ketat sebelum kita dapat melonggarkan dan kemudian mencabut pembatasan,
"Di depan kita ada bukit lain yang harus didaki, mungkin dengan langkah-langkah nasional yang lebih ketat sebelum kita dapat melonggarkan dan kemudian mencabut pembatasan," kata Solberg.
Dia tidak menguraikan tindakan langkah tambahan apa yang diperlukan untuk mengekang wabah COVID-19.
Tingkat infeksi corona di negara Nordik itu masih merupakan salah satu yang terendah di Eropa. Tetapi, kebangkitan baru-baru ini dalam kasus COVID-19 menimbulkan kekhawatiran bahwa gelombang ketiga wabah mungkin sedang berlangsung.
Di wilayah ibu kota, tempat varian lebih menular yang pertama kali diidentifikasi di Inggris sebagai B.1.1.7, sekarang mendominasi. Toko-toko toko-toko nonesensial sudah tutup sementara restoran hanya diperbolehkan menyediakan layanan bawa-pulang dan beberapa sekolah tutup.
Hingga 4 Maret, negara berpenduduk 5,4 juta itu memvaksin hampir 377.600 orang dengan dosis pertama, dan hampir 200.700 juga telah menerima dosis kedua, menurut data Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Oslo perketat penguncian COVID-19
Baca juga: PM: Norwegia akan tutup perbatasan bagi pengunjung
Baca juga: Pemerintah pantau kematian akibat Vaksin Pfizer di Norwegia
Varian baru COVID-19 menyebar di Eropa
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021