Ekspor perdana sebanyak 4,2 ton komoditas perikanan
Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melakukan ekspor langsung (direct call) hasil perikanan dan pertanian sebanyak 4,2 ton ke Singapura, kata Wakil Gubernur Steven Kandouw, Senin.
"Ekspor perdana sebanyak 4,2 ton komoditas perikanan terdiri dari tuna dan lobster serta komoditas pertanian," ujar Wagub Steven saat pencanangan ekspor langsung di Manado itu pula.
Wagub Steven mengatakan, Pemprov Sulut tak pernah berhenti melakukan upaya membangkitkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19, dengan melakukan berbagai terobosan termasuk direct call hasil perikanan Sulut ke Singapura.
“Di tengah pandemi COVID-19 ini, tidak ada jalan lain untuk peningkatan ekonomi selain melakukan ekspor pertanian dan perikanan," ujarnya.
Ekspor langsung yang dapat direalisasikan ini, menurut Ketua DPRD Sulut periode 2014-2015 itu, karena ikhtiar semua pihak.
"Kita tidak boleh puas dengan capaian saat ini, karena masih banyak peluang dan market yang dapat disasar. Kiranya output dan outcome dapat dinikmati masyarakat Sulut,” katanya pula.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengapresiasi kesungguhan para eksportir ikan yang telah mendukung pembukaan pasar baru untuk komoditas unggulan perikanan Sulut, seperti ikan tuna dan komoditas lainnya.
“Terobosan direct call ke Singapura ini bukan main-main, ibaratnya telah menabrak tembok untuk melewati sungai deras. Salut untuk para pejuang ekspor,” ujarnya.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan mewakili Menteri Perdagangan mengatakan direct call perikanan Sulut ini dapat mempercepat pemulihan ekonomi karena merupakan komponen ekonomi yang menjadi andalan di tengah pandemi COVID-19.
“Ini langkah extra ordinary, karena untuk direct call bukan perkara mudah. Kolaborasi untuk ekspor Indonesia khususnya Sulut, menjadi bagian penting di tengah pandemi. Ekspor yang eksis saat ini adalah perikanan dan pertanian. Kami akan terus memberikan kemudahan dalam transaksi ekspor,” ujarnya lagi.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Rina berharap upaya ekspor langsung dijaga kontinuitasnya.
“Terobosan direct call suatu hal yang tidak mudah dilakukan di tengah pandemi yang dapat tekanan kuat. Nilai ekspor kami tercatat Rp1,9 triliun yang dapat ditingkatkan lagi dengan ekspor ke Singapura,” katanya lagi.
Baca juga: China makin minati santan beku asal Sulut
Baca juga: Nilai ekspor komoditi Sulut di tengah pandemi naik 149 persen
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021