"Tantangannya di antaranya adalah resource hingga spektrum. Bersama pemerintah, kami berupaya mengaji spektrum yang tepat untuk industri teknologi informasi komunikasi (TIK) seperti apa. Harapannya ini bisa dilakukan bertahap agar (5G) punya kualitas maksimal dan bisa dirasakan manfaatnya secara utuh," kata Harry dalam acara virtual "5G Myth Busting", Selasa.
Lebih lanjut, Harry mengatakan bahwa mempersiapkan ekosistem dan spektrum untuk 5G masih dikaji oleh pemerintah bersama dengan para pelaku industri dan bisnis TIK.
Baca juga: Operator seluler kaji aturan soal pajak pulsa
Baca juga: Operator seluler hormati putusan Kominfo hentikan seleksi 2,3GHz
"Telkomsel sendiri juga menyiapkan hardware, softaware dan lainnya untuk 5G. Telkomsel juga bersinergi dengan pemerintah dan stakeholder untuk dukung ekosistem digital yang lebih inklusif untuk Indonesia," kata dia.
Harry kemudian memaparkan seperti apa kira-kira model bisnis dan inovasi operator seluler dalam adopsi teknologi 5G. Menurutnya, inovasi produk dan layanan nantinya akan berdasarkan kebutuhan pelanggan.
"Dengan itu kita bisa memperkuat ekosistem digital di Indonesia dan mendukung produktivitas pelanggan, industri dan menyediakan solusi korporasi. Kami juga menggali kolaborasi untuk hadirkan solusi digital yang bermanfaat untuk masyarakat," jelas dia.
Dari sisi penyedia perangkat, Product Marketing Manager Samsung Mobile Samsung Electronics Indonesia, Taufiqul Furqan, mengatakan bahwa kesiapan gawai yang sesuai dengan teknologi 5G yang akan datang juga menjadi tantangan.
"Tantangan ini, untuk Samsung, kesiapan device sendiri sudah ready. Tapi memang, frekuensi untuk mendukung jaringan 5G di Indonesia adalah yang utama," kata Taufiqul.
"Once itu sudah ditentukan, device-nya sudah bisa langsung digunakan. Tidak hanya sekadar siap 5G, tapi juga dari frekuensinya, supaya bisa dipakai dengan maksimal," pungkasnya.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyusun strategi untuk mematangkan implementasi jaringan generasi lima (5G) di Indonesia.
Subkoordinator Penataan Alokasi Dinas Bergerak Darat Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Wijanarko Joko Hastyo, mengungkapkan strategi pertama adalah memasukkan rencana memperluas alokasi spektrum frekuensi dalam kebijakan, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Pertama, kita butuh cantolan di level kebijakan tingkat tinggi, jadi 1310MHz ini sudah cantumkan di RPJMN di tahun 2020 sampai 2024 melalui Perpres 18 Thn 2020, karena ada konsekuensi keuangan negara di sini," ujar Wijanarko dalam diskusi "Kebijakan Frekuensi Sambut Era 5G," beberapa waktu lalu.
Kementerian Kominfo bersama operator seluler juga telah melakukan uji coba 5G mulai 2017-2019 sebanyak kurang lebih 10 kali trial, dengan sebagian besar menggunakan pita 2,8GHz.
Pada 2020, Kominfo melakukan dua kali uji coba 5G yang cukup penting untuk menyiapkan regulasi ke depannya. Pertama, trial co-eksistensi 5G dengan pre-satelit service di pita 3.5GHz, dan cuji coba bersama XL pada akhir tahun untuk fitur Dynamic Spectrum Sharing (DSS).
Baca juga: Telkomsel perluas kemitraan untuk pemberdayaan UMKM
Baca juga: Telkomsel-Kominfo integrasikan Palapa Ring Timur di Pegunungan Bintang
Baca juga: Telkomsel berkomitmen tingkatkan pemerataan sinyal 4G
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021