Program ini bertujuan untuk menciptakan petani-petani muda yang memiliki kapabilitas dalam mengelola aktivitas proses bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi sehingga sektor pertanian mendapatkan manfaat dari proses digitalisasi.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, menjelaskan BNI telah mengajak para milenial yang siap dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi usahawan pertanian.
Ia mengatakan milenial akan berperan sebagai key player dari aktivitas bisnis pertanian, mulai dari pendataan dan akuisisi petani menggunakan aplikasi teknologi, penerapan teknologi digital selama budidaya, penggunaan sistem informasi digital pada manajemen usaha pertanian, hingga pembukaan akses pasar.
"Millenial Smartfarming mengedepankan peranan milenial didorong dalam pemanfaatan teknologi digital IoT (Internet of Thing) dan AI (Artificial Intelegent) di sektor pertanian dengan metode pendampingan dari BNI dan mitra pihak ketiga. Sehingga hasil budidaya pertanian meningkat dengan biaya yang efisien," katanya.
Sis Apik mengatakan BNI juga menjalin kerja sama dengan instansi terkait seperti Telkom dengan Pupuk Indonesia untuk menggerakkan petani muda milenial dengan teknologi terbaru dan beradaptasi dengan perubahan.
"Disruption bukan hanya di teknologi saja namun juga cara-cara pertanian yang bisa kita kembangkan seperti membaca cuaca, kebutuhan pupuknya bagaimana, itu bisa dideteksi, kita akan kembangkan terus dalam rangka mendukung ekonomi pertanian Indonesia," katanya.
Sebagai tahap awal, program Millennial Smartfarming dilaksanakan pada Rabu (10/3) di Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar.
Selain itu, juga hadir dalam acara ini Direktur Digital Bisnis PT Telkom Muhammad Fajrin Rasyid, Direktur Transformasi Bisnis PIHC Panji Winanteya Ruky, dan CEO PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa Anto Yulianto Budi Santosa.
Dalam kesempatan ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kolaborasi pada masa pandemi COVID-19 begitu krusial, sehingga kontribusi BNI dalam mengawal perkembangan sektor pertanian sangat penting.
"Terima kasih kepada BNI, kita memang harus mengoptimalkan seluruhnya untuk masyarakat. Saya mau BNI lebih semangat lagi untuk membantu. Karena siapa lagi yang mau bantu bangsa dan negaranya kalau bukan kita semua, kebersamaan sangatlah penting di masa sekarang," katanya.
Salah seorang petani milenial yang ikut hadir dalam kegiatan ini, Andi, mengaku sangat terbantu lewat program Milenial Smartfarming ini, terutama untuk proses bertani, mulai dari pemantauan lahan hingga pemupukan kepada tanaman jagung.
"Membantu kami sekali selaku petani jagung dan lainnya, berdasarkan pengalaman kami yang pakai teknologi ini, ini bisa memantau lahan di mana pun dan kapan pun, karena dengan alat sensor kami bisa mengendalikan lahan jagung, penyiapan lahan, pemupukan lewat aplikasi yang kami instal di ponsel kami," kata Andi.
Keterlibatan BNI dalam mendorong kemajuan sektor pertanian tidak hanya melalui program ini, karena selama ini BNI telah mendukung kesejahteraan petani melalui realisasi penyaluran KUR di sektor pertanian dengan penyaluran pada 2020 mencapai Rp5,7 triliun serta menyentuh 167.840 petani di seluruh Indonesia.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021