Vaksinasi di Pakistan akan dimulai dengan fokus pada lansia yang umumnya berusia di atas 80 tahun, kata Menteri Kesehatan Faisal Sultan.
"Kami akan berusaha keras dalam beberapa hari mendatang," kata Sultan kepada Reuters.
Menurut survei yang dirilis minggu lalu, hampir setengah dari staf perawatan kesehatan memiliki kekhawatiran atas vaksin Sinopharm China, yang merupakan satu-satunya yang tersedia di Pakistan untuk saat ini.
Jajak pendapat terhadap 555 pekerja medis yang dilakukan oleh Gallup Pakistan dan asosiasi dokter antara 12 Februari dan 20 Februari menemukan bahwa banyak petugas kesehatan lebih memilih vaksin lain.
Pakistan mendistribusikan 504.400 dosis vaksin Sinopharm kepada otoritas provinsi pada 20 Februari, dan 230.000 petugas kesehatan garis depan telah mendapat suntikan pada Jumat (5/3), kata Sultan.
Seorang perempuan, Nilofar Minhas (65) dengan senang hati mendapatkan suntikan vaksin di Kota Karachi.
"Saya sekarang aman dari penyakit," kata dia.
Pakistan telah mencatat 595.239 kasus virus corona dan lebih dari 13.000 kematian, dengan 1.786 infeksi dan 43 kematian dilaporkan dalam 24 jam terakhir.
Pakistan belum mendapatkan pasokan apa pun dari produsen vaksin dan sebagian besar bergantung pada inisiatif berbagi vaksin global COVAX, yang diinisiasi oleh Aliansi Vaksin Global (GAVI) dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk negara-negara miskin dan sumbangan dari sekutu lamanya China.
Pemerintah telah membuka hampir semua sektor masyarakat di Pakistan, tetapi pada Rabu membatalkan keputusan untuk mengizinkan pertemuan dalam ruangan besar seperti bioskop, teater, dan ruang pernikahan.
Sekolah-sekolah di negara itu juga akan ditutup lagi selama dua minggu mulai 15 Maret mendatang.
Baca juga: Militer Pakistan terbangkan kiriman pertama vaksin COVID-19 dari China
Baca juga: Pakistan setujui vaksin Sputnik V Rusia untuk penggunaan darurat
Sumber: Reuters
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021