• Beranda
  • Berita
  • Pioli tolak anggapan Milan vs MU final prematur Liga Europa

Pioli tolak anggapan Milan vs MU final prematur Liga Europa

11 Maret 2021 00:45 WIB
Pioli tolak anggapan Milan vs MU final prematur Liga Europa
Manajer AC Milan Stefano Pioli memberi arahan saat timnya menghadapi Red Star Belgrade dalam leg kedua babak 32 besar Liga Europa di Stadion San Siro, Milan, Italia, Kamis (25/2/2021). (ANTARA/REUTERS/Daniele Mascolo)

Ini bukan final prematur, tetapi pertemuan prestisius antara dua tim bersejarah

Stefano Pioli menolak anggapan bahwa pertemuan AC Milan dan Manchester United di babak 16 besar Liga Europa merupakan sebuah final prematur kompetisi kasta kedua Eropa tersebut.

Pelatih berusia 55 tahun itu lebih sepakat menyebut pertandingan itu sebagai pertemuan bergengsi antara dua tim yang punya sejarah kuat.

Milan akan mengawali babak 16 besar dengan bertandang lebih dulu ke markas MU di Old Trafford untuk leg pertama pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB).

Baca juga: Hasil undian Liga Europa: Ibrahimovic reuni kecil bersama Setan Merah

"Ini bukan final prematur, tetapi pertemuan prestisius antara dua tim bersejarah," kata Pioli dikutip dari laman resmi Milan, Kamis dini hari WIB.

"Pertandingan semacam ini harus dimainkan dengan keyakinan dan kehormatan," ujarnya menambahkan.

Pioli juga memuji penampilan MU yang akhir pekan kemarin mampu menaklukkan Manchester City dalam Derbi Manchester sekaligus "terpaksa" lungsur ke Liga Europa setelah mengarungi grup neraka di Liga Champions bersama Paris Saint-Germain dan RB Leipzig.

"Mereka sungguh mengesankan Minggu kemarin, mampu mengalahkan tim fantastis seperti City dan memperlihatkan performa sarat intensitas dan kualitas," katanya.

"Lagi pula jangan lupa, di grup yang berisikan PSG dan Leipzig," ujar Pioli menembahkan.

Baca juga: Milan lolos ke 16 besar berkat agresivitas gol tandang atas Red Star

Di sisi lain, Pioli menegaskan pentingnya babak 16 besar kontra MU bagi Milan untuk terus menumbuhkan kepercayaan diri mereka, yang sempat mengalami tren buruk beberapa kekalahan di bulan Februari.

Terlebih lagi, Milan lolos ke 16 besar hanya berbekalkan keunggulan agresivitas gol tandang selepas memiliki skor agregat 3-3 kontra Red Star Belgrade.

"Pilihannya ada dua, dilamun gelombang negatif atau menaikinya menjadi arus positif. Kami memilih untuk menaiki arus ini dan berusaha menunjukkan penampilan bagus melawan tim kuat," pungkasnya.

Baca juga: Solskjaer ragu Rashford bisa main lawan Milan
Baca juga: Solskjaer tak sabar hadapi Ibrahimovic dan Milan

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021