Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 464,28 poin atau 1,46 persen, menjadi ditutup pada 32.297,02 poin. Indeks S&P 500 bertambah 23,37 poin atau 0,60 persen, menjadi menetap di 3.898,81 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 4,99 poin atau 0,04 persen, menjadi 13.068,83 poin.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi terangkat 2,63 persen, memimpin keuntungan seiring dengan kenaikan harga minyak. Sementara itu, sektor teknologi kehilangan 0,4 persen, satu-satunya kelompok yang mencatat kerugian.
Rotasi ke sektor-sektor seperti energi dan keuangan terus berlanjut, baik di saham-saham berkapitalisasi kecil maupun besar, karena investor bertaruh pada belanja konsumen ketika ekonomi AS dibuka kembali. Mereka menjual saham-saham teknologi besar ternama yang telah memicu reli sejak Maret lalu.
Baca juga: Saham Asia diperkirakan ikuti tren Wall Street, fokus beralih ke China
Lonjakan ekonomi yang diharapkan setelah vaksin virus corona diluncurkan bersama dengan stimulus fiskal raksasa, telah memicu kekhawatiran inflasi dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah, menyebabkan Nasdaq jatuh sebanyak 12 persen dari rekor penutupan 12 Februari.
Nasdaq ditutup lebih rendah dalam perdagangan berombak setelah mencatat kenaikan persentase satu hari terbaiknya dalam empat bulan pada Selasa (9/3/2021).
Tetapi lelang obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan sebesar 38 miliar dolar AS tidak seburuk yang dikhawatirkan ketika inflasi yang mendasari tetap diredam, membantu mendorong imbal hasil turun ke terendah sesi 1,506 persen, dibandingkan dengan 1,61 persen awal pekan ini.
"Pasar tampak bingung dan obligasi pemerintah menguat tetapi itu tampaknya tidak memberikan dorongan untuk (saham) teknologi," kata Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott.
Meningkatnya imbal hasil telah membebani saham-saham teknologi karena mereka mengandalkan pendanaan murah untuk pertumbuhan.
Baca juga: Wall Street naik, Nasdaq melonjak 464 poin terangkat saham teknologi
Investor mengalihkan dana-dana dari saham teknologi dengan valuasi tinggi ke kelompok lain, seperti energi dan keuangan, yang dinilai terlalu rendah dan lebih berperan pada peningkatan ekonomi di dunia pasca-COVID daripada teknologi besar, kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
"Itu terjadi secara berurutan," kata Tuz. “Itu pada dasarnya adalah tema yang luar biasa di pasar saat ini dan mungkin akan terus berlanjut hingga hal-hal ini berjalan dengan sendirinya.”
Pergerakan menjauh dari Apple Inc, Amazon.com Inc, Facebook Inc, Tesla Inc dan Microsoft Corp, semuanya turun pada hari itu, membantu saham-saham perusahaan kecil naik lebih dari dua kali lipat kenaikan S&P 500.
Juga membantu mengangkat ekuitas adalah meningkatnya perkiraan profitabilitas perusahaan-perusahaan AS tahun ini menyusul laba kuartal keempat yang sangat kuat dan optimisme yang meningkat tentang pemulihan.
Saham Roblox Corp ditutup melesat 54 persen dalam debut perdagangannya di New York Stock Exchange, menilai perusahaan game AS itu sekitar 45 miliar dolar AS dan menjadikannya salah satu saham paling aktif di NYSE.
RUU bantuan COVID-19 senilai 1,9 triliun dolar AS yang disahkan oleh Dewan Perwakilan AS memberi Presiden Joe Biden kemenangan besar pertamanya.
Beberapa dari bantuan tunai 1.400 dolar AS yang masuk ke sebagian besar orang Amerika dapat berakhir di pasar saham dan dapat memberikan dorongan untuk GameStop dan saham lain yang populer di kalangan investor ritel yang aktif di forum media sosial daring.
Perdagangan GameStop berputar liar setelah beberapa perdagangan NYSE berhenti karena saham pengecer video game itu dan apa yang disebut saham meme lainnya mendekati level yang terakhir terlihat selama reli akhir Januari mereka. GameStop ditutup naik 7,3 persen. Di antara saham "meme" lainnya, Koss Corp melonjak, ditutup naik hampir 70 persen.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021