• Beranda
  • Berita
  • Paspor kesehatan versi China disambut hangat sejumlah negara

Paspor kesehatan versi China disambut hangat sejumlah negara

11 Maret 2021 11:30 WIB
Paspor kesehatan versi China disambut hangat sejumlah negara
Ilustrasi - Para pengunjung Pasar Panjiayuan, Beijing, China, antre memindai kartu kesehatan (jiankangbao) dan hasilnya berisi tentang informasi bebas COVID-19 ditunjukkan kepada petugas. ANTARA/M. Irfan Ilmie

Kami berharap kartu ini bisa memfasilitasi perjalanan lintas-batas dan arus pertukaran individu dalam keadaan sehat, aman, dan tertib

Kartu kesehatan internasional yang diluncurkan Kementerian Luar Negeri China (MFA) pada 8 Maret lalu, yang  berfungsi mirip dokumen perjalanan selama pandemi COVID-19,  mendapat sambutan hangat dari sejumlah negara.

Beberapa negara dan organisasi internasional telah menyatakan keinginannya untuk mengakui paspor kesehatan tersebut, demikian pernyataan pers MFA yang diterima ANTARA di Beijing, Kamis.

"Kami berharap kartu ini bisa memfasilitasi perjalanan lintas-batas dan arus pertukaran individu dalam keadaan sehat, aman, dan tertib," kata jubir MFA Zhao Lijian.

Baca juga: Penerima vaksinasi COVID-19 di Malaysia diberi sertifikat
Baca juga: Singapura sedang bahas sertifikasi vaksin dengan negara lain


Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya MFA meluncurkan sertifikat kesehatan internasional yang dapat dipindai melalui telepon seluler dengan menggunakan salah satu aplikasi program mini.

Kartu tersebut mengadopsi sistem pemindaian kartu kesehatan (jiangkangbao) yang diaplikasikan di sejumlah kota-kota besar di China, termasuk Beijing, bagi siapa saja yang hendak mengunjungi pusat perbelanjaan, fasilitas umum, dan instansi pelayanan publik.

Mengutip pendapat beberapa pakar, media di China melaporkan bahwa beberapa negara yang mendapatkan pasokan vaksin dari China sangat berpeluang bekerja sama saling mengakui paspor kesehatan tersebut.

Malaysia, Singapura, dan Indonesia diperkirakan akan segera mengaplikasikan sistem itu.

Demikian pula dengan negara-negara lain di Asia Tenggara ditambah Korea Selatan dan Jepang yang akan menerapkannya untuk memulihkan iklim berusaha yang terganggu pandemi COVID-19.

Sertifikat itu memungkinkan pemerintah di beberapa negara melakukan verifikasi terhadap pemegang sertifikat kesehatan yang di dalamnya mencakup informasi personal, hasil tes asam nukleat, hasil tes serum, vaksinasi, dan informasi lainnya.

Hasil pemindaian sertifikat tersebut juga bisa dicetak dengan kertas biasa sehingga bisa digunakan sebagai dokumen perjalanan. 

Baca juga: China luncurkan kartu kesehatan internasional, bisa untuk melancong
Baca juga: Taiwan resmikan paspor baru tanpa tulisan "Republik China" di sampul

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021