"Hingga hari ini, dari total 150 titik lebih banjir tinggal tersisa tiga desa saja dengan ketinggian air maksimal 60 sentimeter," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln di Cikarang, Kamis.
Dia mengatakan ketiga desa itu masing-masing Desa Pantai Hurip dan Hurip Jaya Kecamatan Babelan serta Desa Pantai Harapan Jaya di Kecamatan Muaragembong.
"Genangan banjir terparah masih dialami warga Desa Pantai Harapan Jaya di Muaragembong dengan ketinggian muka air 60 sentimeter," katanya.
Baca juga: Baznas targetkan bangun rumah korban banjir sebelum Ramadhan
Baca juga: PLN buka posko pemulihan kelistrikan pascabanjir Bekasi
Ketiga desa itu, kata dia, merupakan wilayah dengan lokasi yang berada di hilir sungai maupun laut.
Genangan air di wilayah-wilayah tersebut bukan hanya disebabkan hujan dengan intensitas tinggi saja melainkan juga akibat pasang air laut serta meluapnya daerah aliran sungai.
"Air pasang laut menggenangi permukiman, kemudian saluran air yang ada juga dialiri air sungai yang meluap. Ada dua sungai besar di wilayah itu yakni Sungai Citarum dan Kali Bekasi," katanya.
Banjir di tiga desa ini tidak hanya terjadi saat curah hujan tinggi saja. Lokasi ketiga desa yang kebetulan adalah pertemuan sungai dan laut itu menjadi salah satu penyebab genangan air hingga ke permukiman warga.
"Penanggulangan banjir di wilayah itu memang kita agendakan setiap tahun, menjadi fokus utama pemerintah daerah. Di lokasi tersebut banjir kerap terjadi, kita siagakan logistik serta peralatan kami lainnya di sana," kata dia.*
Baca juga: Bekasi kerahkan mobil keliling ganti dokumen rusak akibat banjir
Baca juga: Warga Muaragembong Bekasi masih dikepung banjir
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021