Konsep menulis dengan metode Design Thingking disebut sebagai upaya membangun pola pikir dengan berorientasi memecahkan masalah yang kompleks secara kreatif, efektif dan efisien.
Roro mengatakan, Design Thingking dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu isu di beragam bidang. Sebab dengan kemajuan teknologi saat ini, tantangan di era digital juga semakin beragam.
"Dengan Design Thingking, anak muda akan jadi pribadi yang peka terhadap berbagai kondisi serta permasalahan yang ada di sekitarnya, membantu proses bertanya, mencari jawaban dari keresahan yang dihadapinya, hingga nantinya mereka siap melangkah, menghadapi, dan melakukan sejumlah inovasi karena telah memiliki pondasi berpikir kritis dan kreatif yang kuat," kata Roro dalam siaran pers, Sabtu.
Baca juga: Menulis & membaca di platform digital makin digemari berkat karantina
Baca juga: Kemenparekraf asah "skill" menulis pelaku wisata dan ekonomi kreatiif
Roro menjelaskan Design Thingking juga dapat digunakan untuk para penulis sebagai panduan atau metode berpikir kritis dan kreatif bagi penulis dalam membedah dan menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga generasi muda mampu menghasilkan ide hingga argumentasi yang paling efektif dan sesuai dengan tujuan.
Menurutnya, di era 4.0 ini keterlibatan teknologi dan kemampuan penulis maupun calon pemimpin dalam menggali permasalahan akan menjadi lebih kompleks, karena mereka bisa dengan mudah mendapatkan beragam sumber informasi pendukung
"Kenapa hasil Design Thingking bisa dituangkan dalam tulisan? Karena menulis menjadi salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengkomunikasikan ide, argumentasi, hingga visinya. Jadi tidak hanya pandai dalam pikiran, tapi juga tepat dalam berkomunikasi," kata dia.
Terbentuknya Design Thingking bisa dilatih dengan cara selalu berpikir kritis terhadap masalah yang terjadi di sekitar. Berpikir kritis, kata Roro, diawali dengan melihat segala sesuatunya dengan berbagai sudut pandang dan melakukan re-check terhadap data dan fakta yang ada.
"Design Thingking juga membantu anak muda untuk jadi lebih bijak membuat konten-konten di dunia digital, tidak mudah terpengaruh hoaks, dan memiliki pendirian terhadap sebuah permasalahan. Yang terpenting, tidak menjadi generasi yang lebih cepat berkomentar daripada berpikir karena tahu beragam risikonya," kata Roro.
Dengan terbiasa menggunakan Design Thingking, kita dapat fokus pada visi hidup, kata Roro,
"Tahu cara-cara yang tepat untuk merealisasikan mimpi dan mewujudkan gambaran kesuksesan yang ingin didapatkan. Selesai dengan dirinya sendiri. Paling tidak, kita siap menjadi pemimpin bagi diri sendiri sebelum nantinya memimpin orang lain dan menyelesaikan tantangan-tantangan lain yang menanti," tutur Roro
Pelatihan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2021 berlangsung sepanjang Maret 2021 yang diikuti tak kurang dari 522 Beswan Djarum Angkatan 2020/2021 dari 93 perguruan tinggi di Indonesia.
Pelatihan merupakan satu dari beberapa pelatihan soft skills yang diberikan kepada Beswan Djarum. Pelatihan meliputi Nation Building, Character Building, Competition Challenges, serta International Exposure. Tidak hanya berhenti sampai di sini, melalui program Community Empowerement, Beswan Djarum juga diberikan kesempatan untuk menerapkan berbagai soft skills yang telah diperoleh dengan melibatkan diri secara langsung dalam memberikan jalan keluar pada suatu permasalahan sosial di lingkungan tempat mereka berada.
Sejalan dengan pembekalan soft skills bagi Beswan Djarum, Bakti Pendidikan Djarum Foundation juga akan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk bergabung sebagai Beswan Djarum angkatan 2020/2021 mulai Maret 2021 mendatang.
Baca juga: Taylor Swift "terus menulis" untuk album kejutan kedua tahun ini
Baca juga: Tips pakar agar anak mumpuni menulis
Baca juga: Jujur dalam berkarya, kiat menulis naskah film ala Darren Aronofsky
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021