• Beranda
  • Berita
  • AstraZeneca: Tak ada bukti peningkatan risiko pengentalan darah

AstraZeneca: Tak ada bukti peningkatan risiko pengentalan darah

15 Maret 2021 10:12 WIB
AstraZeneca: Tak ada bukti peningkatan risiko pengentalan darah
Petugas kesehatan bereaksi saat menyaksikan konferensi pers setelah pemberian dosis vaksin AstraZeneca (SKBio Corea) dengan skema COVAX untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19) di puskesmas di San Salvador, El Salvador, Jumat (12/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas/WSJ/djo.

Sebuah tinjauan cermat dari semua data keamanan yang tersedia terhadap lebih dari 17 juta penerima vaksin COVID-19 di Uni Eropa dan Inggris Raya menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau penurunan kadar

AstraZeneca pada Minggu (14/3) mengatakan bahwa tinjauan data keamanan dari penerima vaksin COVID-19 buatannya menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan risiko pengentalan darah.

Tinjauan AstraZeneca, yang mencakup lebih dari 17 juta penerima vaksin di Inggris Raya dan Uni Eropa, berlangsung setelah otoritas kesehatan di sejumlah negara menghentikan penggunaan vaksin buatannya atas kasus pengentalan darah.

"Sebuah tinjauan cermat dari semua data keamanan yang tersedia terhadap lebih dari 17 juta penerima vaksin COVID-19 di Uni Eropa dan Inggris Raya menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau penurunan kadar trombosit, dalam tiap kelompok usia, jenis kelamin,  slot (dosis vaksin) atau di tiap negara tertentu," kata perusahaan itu.

Baca juga: Pemerintah yakin keamanan AstraZeneca meski muncul laporan indikasi
Baca juga: Rumania hentikan penggunaan vaksin COVID AstraZeneca


Otoritas di Irlandia, Denmark, Norwegia dan Islandia menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca atas kasus pengentalan darah. Sementara itu, Austria menghentikan penggunaan slot dosis AstraZeneca pekan lalu sambil menyelidiki satu kematian akibat gangguan koagulasi.

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mengatakan tidak ada indikasi bahwa kasus tersebut disebabkan oleh vaksinasi, sebuah anggapan yang dilontarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat.

Produsen AstraZeneca mengatakan sejauh ini 15 kasus trombosis vena dalam dan 22 kasus emboli paru telah dilaporkan, yang sama dengan vaksin COVID-19 berlisensi lainnya.

Pihak perusahaan mengatakan pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh AstraZeneca dan otoritas kesehatan Eropa dan tak ada satu pun dari pengujian ulang yang menimbulkan kekhawatiran. Laporan keamanan bulanan akan diumumkan di laman EMA pekan depan, kata AstraZeneca.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, diizinkan penggunaannya di Uni Eropa dan di banyak negara, tetapi belum mengantongi restu regulator Amerika Serikat.

AstraZeneca sedang bersiap mengajukan izin penggunaan darurat AS dan berharap data dari uji klinis Tahap III vaksinnya di AS akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Tiga nakes Norwegia alami 'gejala tak biasa' usai divaksin AstraZeneca
Baca juga: Bulgaria tangguhkan vaksinasi COVID dengan AstraZeneca

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021