"Kalau semua pihak tidak berubah perilakunya, budaya menyampah tetap tinggi, sampah akan tetap jadi persoalan kita sampai kapan pun," kata Wamen LHK Alue Dohong dalam peluncuran Sekolah Sampah Nusantara yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Senin.
Baca juga: Menristek dorong inovasi pengelolaan sampah hasilkan energi
Kesadaran akan pentingnya pengurangan dan pengolahan sampah, ujar Alue, menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan sampah di Indonesia.
Karena itu, Alue mendorong meningkatnya partisipasi seluruh pemangku kepentingan untuk menangani permasalahan sampah tersebut.
Hal itu penting, mengingat total timbulan sampah pada 2020 di Tanah Air mencapai 67,8 juta ton dan diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Inovasi dalam bidang teknologi terkait pengelolaan sampah yang telah muncul saat ini juga memerlukan dukungan dari pengguna secara khusus dan masyarakat secara umum.
"Suatu keniscayaan pelibatan seluruh masyarakat menjadi penting, perlu kita resonansi, aksentuasi supaya semua peduli terhadap pengelolaan sampah secara serius dan sungguh-sungguh," tegas Alue.
Alue mengingatkan bahwa persoalan sampah yang semakin kompleks dan jumlah yang semakin besar membuat usaha penanganannya akan semakin berat. Karena itu, usaha pengelolaan sampah perlu terinternalisasi dalam kehidupan agar berkelanjutan.
Baca juga: KLHK: Paradigma pengelolaan sampah berakhir di TPA harus ditinggalkan
Baca juga: Menteri LHK ajak masyarakat bangun era baru pengelolaan sampah
Dia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki target pengurangan sampah hingga 30 persen dan pengurangan sampah plastik ke laut 70 persen pada 2025.
Dalam kesempatan tersebut, KLHK juga meresmikan Sekolah Sampah Nusantara yang dibentuk dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga dan kementerian negara, Kwartir Gerakan Pramuka dan berbagai pihak swasta.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021