"Fokus pemadaman di Bengkalis dan Pelalawan pada hari ini," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Jim Gofur di Pekanbaru, Senin.
Upaya pemadaman kebakaran lahan di wilayah Bengkalis, ia mengatakan, dilakukan dengan mengerahkan helikopter untuk menjatuhkan air dari udara.
"Heli kita WB di Bengkalis," katanya.
Provinsi Riau memberlakukan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga akhir Oktober 2021.
Potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah provinsi itu meningkat selama musim kemarau. Pemicunya antara lain pembukaan lahan dengan cara membakar.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Senin jumlah titik panas indikator awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau melonjak menjadi 169 titik.
Titik panas paling banyak ada di Kabupaten Bengkalis (118 titik). Di Bengkalis, kebakaran lahan banyak terjadi di Pulau Rupat dan Bantan.
Selain itu, titik panas terpantau di Kabupaten Pelalawan (34 titik), Kepulauan Meranti (16 titik), dan Kota Dumai (satu titik).
Satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Riau telah mendapat bantuan dua helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau, teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga diterapkan.
Jim Gofur mengatakan, pesawat TNI Angkatan Udara pada Senin dikerahkan untuk menebar garam di atas wilayah Pelalawan dalam operasi TMC atau hujan buatan.
Baca juga:
Lahan gambut Rimbo Panjang-Riau terbakar, tim berjibaku memadamkan
Kebakaran hutan-lahan telah meliputi area seluas 657 hektare di Riau
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021