• Beranda
  • Berita
  • Peningkatan kasus COVID-19 di Kalsel dampak banjir dan mobilitas

Peningkatan kasus COVID-19 di Kalsel dampak banjir dan mobilitas

16 Maret 2021 06:52 WIB
Peningkatan kasus COVID-19 di Kalsel dampak banjir dan mobilitas
Situasi masyarakat yang berkerumun ketika bencana banjir di Kalsel pada Januari lalu berpotensi pemicu penyebaran COVID-19. ANTARA/Firman.

Hampir semua provinsi di Indonesia rerata kasus harian mulai menurun tetapi tidak dengan Kalimantan Selatan, justru meningkat signifikan

Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat  (ULM) Banjarmasin untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd menyebut peningkatan kasus COVID-19 di Kalimantan Selatan dua bulan terakhir sebagai dampak banjir dan mobilitas tak terkendali.

"Hampir semua provinsi di Indonesia rerata kasus harian mulai menurun tetapi tidak dengan Kalimantan Selatan, justru meningkat signifikan. Ini harus dievaluasi faktor pemicunya," kata dia di Banjarmasin, Selasa.

Diungkapkan Syamsul, kasus aktif dalam dua bulan terakhir di Kalsel meningkat dua kali lipat jika dibandingkan per 14 maret 2021 mencapai 2.241 dari tanggal 14 Januari 2021 dengan jumlah kasus aktif 1.128.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tersebut, antara lain sebagai dampak musibah banjir pada awal tahun tadi. Hal ini berdampak pada menurunnya penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.

"Di samping kondisi banjir menyebabkan daya tahan tubuh warga menurun akibat hieginitas dan sanitasi yang kurang baik," cetus Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Baca juga: Pakar: Penggunaan tali gantungan masker hanya sebatas mode
Baca juga: Pakar: Banjir berulang akibat akumulasi masalah dalam waktu lama


Kemudian Syamsul juga menganalisa mobilitas masyarakat pada minggu pertama bulan Maret menunjukkan pembatasan yang mulai berkurang. Berdasarkan data peningkatan mobilitas terutama untuk kegiatan transportasi dan kegiatan kerja sekitar 15 persen.

Mobilitas berdampak pada kecenderungan transmisi COVID-19 menjadi kurang terkontrol, terutama yang tertular dari orang-orang yang tanpa gejala.

Di sisi lain, munculnya kasus Corona B.117 sebagai varian baru di Kalimantan selatan juga dingatkan Syamsul perlu diwaspadai. Dimana kasus pertama ditemukan pada seorang perempuan yang berumur 46 tahun awal Jawa Barat yang mengunjungi suaminya di Kabupaten Tapin.

"Tingkat penularan varian baru ini lebih tinggi dibandingkan dengan varian lama. Jadi, masyarakat harus lebih waspada lagi menjaga kesehatan diri. Pastikan protokol kesehatan mutlak disiplin diterapkan," tandasnya.
Baca juga: Pakar: Pemahaman protokol kesehatan harus dikomunikasikan secara masif

Pewarta: Firman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021