Palang merah Indonesia (Indonesia (PMI) Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa sampai dengan, Selasa pukul 12.00 wita jumlah plasma darah konvalesen yang ada di kantor PMI mencapai 40 kantong.kesadaran dari para penyintas masih kurang
"Ya sampai dengan pukul 12.00 wita, jumlah plasma darah konvalesen dari sejumlah penyintas yang sudah mendonor mencapai 40 kantong," kata Kepala PMI NTT dr. Samson Ehe Teron di Kupang, Selasa.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan kebutuhan akan plasma darah konvalesen bagi pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Kupang maupun di beberapa wilayah di NTT.
Baca juga: Polda NTT targetkan sumbang 70 kantong plasma darah konvalesen ke PMI
Samson mengatakan bahwa jumlah ini terbilang cukup banyak tersimpan karena memang saat ini permintaan akan plasma darah konvalesen semakin berkurang seiring dengan semakin menurunnya kasus COVID-19 di NTT.
"Biasanya sejak Januari-Februari 2021 itu permintaannya banyak sekali. Per hari berkisar dari 16-20 kantong darah," ujar dia.
Namun lanjut dia memasuki bulan Maret 2021 per hari permintaannya hanya mencapai 2-3 kantong saja, sehingga persediaannya juga masih ada bagi yang membutuhkan.
Baca juga: PMI Kota Tangerang telah salurkan 943 kantong plasma konvalesen
Ia menceritakan bahwa pada sejak pertengahan tahun 2020, permintaan akan plasma darah konvalesen ini banyak sekali. Bahkan pihaknya sempat kewalahan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Sehingga terpaksa keluarga yang membutuhkan plasma darah konvalesen terpaksa harus mencari sendiri.
Terkait antusiasme penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma darah konvalesennya, Samson mengaku untuk wilayah NTT masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah penyintas.
"Hingga saat ini yang melakukan donor plasma baru mencapai 700-an orang dari total 2000-an pasien COVID-19 yang sembuh. Ini menunjukkan kesadaran dari para penyintas masih kurang," ujar dia.
Baca juga: MUI NTT minta penyintas COVID-19 jadi donor plasma
Baca juga: Eijkman: Pemberian plasma konvalesen harus sedini mungkin
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021