PTBA bersiap produksi karbon aktif

16 Maret 2021 17:42 WIB
PTBA bersiap produksi karbon aktif
Dokumentasi - Alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk. di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11/2016). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/kye/am.

Perusahaan ini telah menyatakan komitmennya sebagai Offtaker produk karbon aktif secara jangka panjang

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersiap memproduksi karbon aktif yang merupakan produk hilirisasi dari batu bara.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Selasa, mengatakan, pengembangan karbon aktif dari bahan baku batu bara ini sudah menunjukkan titik terang karena perseroan telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia pada pengujung tahun 2020.

“Perusahaan ini telah menyatakan komitmennya sebagai Offtaker produk karbon aktif secara jangka panjang,” kata Arviyan.

Ia mengatakan PTBA terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah pertambangan batu bara.

Karbon aktif adalah salah satu upaya hilirisasi, di mana batu bara diolah dan mengalami proses aktivasi sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.

Karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG, hingga penggunaan di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan.

PTBA berencana mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.

Sejumlah kajian tambahan termasuk tambahan uji sample batu bara guna menghasilkan produk akhir yang optimal serta optimasi pemilihan teknologi yang digunakan sedang dalam proses pada tahun 2021 ini.

“Kami optimistis produk karbon aktif ini akan mendongkrak laba perusahaan di masa datang karena saat ini banyak dibutuhkan,” kata dia.

Selain menggarap produksi karbon aktif, PTBA juga terus mengupayakan realisasi dari program gasfikasi batu bara untuk menghasilkan produk Dimethyl Ether (DME), yang nantinya bisa menjadi produk substitusi LPG.



Baca juga: PTBA terganjal teknologi dan keekonomian terapkan hilirisasi batubara

Baca juga: PTBA tak keluarkan investasi dalam proyek gasifikasi batubara

Baca juga: Ada banyak manfaat, PTBA serius kembangkan gasifikasi batubara

Baca juga: Pembangunan pabrik gasifikasi batubara di Tanjung Enim ditargetkan rampung 2022

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021