Pemerintah diminta meningkatkan daya saing produk lokal sebagai upaya membangkitkan mereka dari masa pandemi COVID-19, serta agar bisa berkompetisi dengan produk impor, kata Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar.Jangan sampai ketika IKM diunggulkan, tetapi tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat terhadap produk IKM
"Apalagi, masa pandemi COVID-19 ini mempunyai dampak yang luar biasa terhadap pelaku usaha. Sehingga dengan bangkitnya Industri Kecil Menengah (IKM) maupun Usaha mikro kecil menengah atau (UMKM) ini dapat menjaga ekonomi nasional. Setidaknya dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sekaligus juga meningkatkan berbagai macam aktivitas di bidang industri," ujarnya di Rembang, Selasa.
Menurut dia salah satu solusi untuk mengatasi situasi ekonomi yang seperti ini dengan menumbuhkembangkan IKM karena keberadaannya sangat membantu untuk menjaga ketahanan perekonomian nasional.
Bahkan produk-produk IKM lokal ini, justru yang seharusnya diutamakan oleh pemerintah. Kebijakan yang diambil, setidaknya juga pro terhadap produksi dalam negeri.
Ia mencontohkan di Rembang ada batik Lasem yang menjadi kebanggaan sehingga komoditas lokal tersebut harus benar-benar dijaga. Jangan sampai di pasaran justru dibanjiri oleh batik-batik lain yang merupakan produk dari luar negeri.
"Jika bisa, batik Lasem yang seharusnya membanjiri pasar-pasar tradisional yang ada di seluruh Indonesia. Ini juga harus menjadi perhatian pemerintah, apakah mencintai produk dalam negeri atau luar negeri. Kalau dalam negeri, tentunya harus ada regulasi yang mengatur hal itu," ujarnya.
Marwan menegaskan saat ini semua pembicaraan hampir fokus pada UMKM ataupun IKM lantaran dianggap sebagai solusi ketahanan ekonomi. Namun, dia juga mempertanyakan lemahnya daya beli masyarakat terhadap produk IKM tersebut.
"Ini juga butuh diperhatikan. Jangan sampai ketika IKM diunggulkan, tetapi tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat terhadap produk IKM," ujarnya.
Ia juga mendukung adanya kegiatan bimbingan teknis (bimtek) pengembangan Wira Usaha Baru (WUB) kepada Industri Kecil Menengah (IKM) yang terselenggara atas kerja sama Komisi VI DPR RI dengan Kementerian Perindustrian yang diikuti oleh IKM dari Blora dan Grobogan yang pembukaannya digelar di Fave Hotel Rembang, Senin (15/3).
Untuk kegiatan pelatihannya sendiri berlangsung mulai 15-18 Maret 2021, dengan lokasi keterampilan membatik di Kabupaten Rembang yang diikuti 30 peserta, kemudian teknis pengelasan digelar di Desa Pengkol, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan dengan peserta 20 orang dan pelatihan membuat pakan ternak di Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Blora dengan peserta 30 orang.
Pelatihan tersebut, diharapkan ditindaklanjuti dengan pemberian bantuan alat dan pendampingan. Selain itu, kementerian yang didukung pemerintah daerah dapat membuka akses kerja sama IKM dengan industri besar.
Baca juga: DPD: Inovasi dan kualitas kunci produk lokal bersaing di kancah global
Baca juga: Mendag Lutfi jelaskan pernyataan Presiden soal benci produk impor
Baca juga: Menperin: Beli produk dalam negeri merupakan tindakan patriotisme
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021