Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik Tarso Sagito di Gresik, Selasa mengakui bahwa banjir akibat luapan Kali Lamong itu mulai bergeser ke Cerme, ditambah tiga kecamatan lainnya, yakni Benjeng, Kedamean serta Menganti.
"Sementara untuk di Kecamatan Balongpanggang, alhamdulillah sudah mulai berangsur surut," kata Tarso, kepada wartawan.
Namun demikian, kata dia, BPBD Gresik tetap melakukan kaji cepat dan monitoring di lokasi terdampak, dengan menyiagakan personel di lokasi banjir, termasuk perahu di desa terdampak banjir.
Tarso mencatat, di Cerme terdapat 11 desa terendam banjir, masing-masing Dadapkuning, Ngembung, Sukoanyar, Dungus, Betiting, Guranganyar, Morowudi, Iker-iker Geger, Lengkong, Pandu dan Desa Tambakberas, dengan ketinggian air rata-rata 40 CM.
Kemudian di Kecamatan Benjeng, 11 desa terendam banjir, masing-masing Sedapurklagen, Karangkidul, Deliksumber, Klampok, Kedungsekar, Banter, Munggugebang, Bangkelolor, Gurangploso, Kedungrukem, dan Desa Munggugianti.
Di Kecamatan Menganti yang masih terendam banjir ada di Desa Pranti, serta di Kecamatan Kedamean di Desa Cermen.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan telah menyiapkan langkah, baik untuk penanganan jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk jangka panjang, kata Yani, pihaknya telah menyiapkan pembebasan lahan dengan anggaran sekitar Rp50 miliar serta telah menentukan lokasinya.
Sementara untuk program jangka pendek, Pemkab Gresik masih menunggu penandatanganan kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk membagi kewenangan dalam normalisasi sedimentasi Kali Lamong.
"Kami butuh MoU ini agar tidak disalahkan di kemudian hari. Setelah ada MoU ditandatangani, kami akan mengerahkan alat berat untuk segera menormalisasi Kali Lamong," tutur Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021