• Beranda
  • Berita
  • Ikhtiar melindungi pekerja media di tengah pandemi

Ikhtiar melindungi pekerja media di tengah pandemi

17 Maret 2021 18:53 WIB
Ikhtiar melindungi pekerja media di tengah pandemi
Pewarta Harian Republika, Fergi Nadira, melakukan swafoto saat sedang disuntik vaksin COVID-19 dosis kedua di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (17/3/2021). (ANTARA/HO-Fergi Nadira).

Tidak perlu mengunggah sertifikat vaksin ke media sosial

Vaksinasi COVID-19 dosis kedua bagi awak media di wilayah Jabodetabek berlangsung di Hall Basket Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (16/3) dan Rabu (17/3).

Selama dua hari, ribuan wartawan dari sejumlah wilayah antusias mengikuti tahapan kedua vaksinasi yang digelar secara serentak melalui fasilitasi Dewan Pers tersebut.

Meskipun waktu vaksinasi telah dibagi panitia dalam beberapa termin, tapi boleh dibilang, penyelenggaraan vaksinasi dosis kedua pada hari pertama jauh lebih ramai.

Tingginya animo wartawan menyukseskan gelaran vaksinasi ini membuat alur pelayanan berlangsung sekira 2 hingga 2,5 jam per orang.

Alur dimaksud berupa proses sejak awal kedatangan wartawan di lokasi vaksinasi hingga menyelesaikan masa observasi setelah penyuntikan.

Sertifikat telah menerima dosis pertama vaksin menjadi syarat masuk wartawan yang akan memasuki area vaksinasi.

Selain sertifikat yang dapat diunduh secara elektronik melalui laman pedulilindungi.id, identitas berupa KTP menjadi prasyarat lainnya yang juga harus dipenuhi.

Jika kedua syarat tersebut lengkap, maka wartawan cukup mengikuti alur antrean sebelum menuju hall basket untuk disuntik.

Meskipun padat, namun keberadaan para awak 'event organizer' (EO) kegiatan vaksinasi berhasil mengatur alur antrean berlangsung teratur dan tertib.

Salah satu perbedaan penyelenggaraan vaksinasi dosis pertama dan kedua ialah diberikannya lembar 'screening' kesehatan kepada peserta vaksin. Sebelumnya, pertanyaan seputar riwayat kesehatan peserta ini disampaikan oleh para tenaga kesehatan jelang penyuntikan.

Penyampaian pertanyaan melalui lembaran yang disebar pada wartawan dimaksudkan untuk memangkas waktu penyuntikan. Karena dengan begitu, proses penyuntikan cukup dilakukan pemeriksaan suhu tubuh juga tensi darah oleh para nakes.

Proses penyuntikan pun tak berlangsung lama. Hanya dalam hitungan detik, vaksin COVID-19 telah mengalir di tubuh para peserta vaksinasi.

Hanya saja setelah disuntik, peserta tak bisa lantas pulang, melainkan menunggu selama 30 menit untuk mengobservasi reaksi vaksin pada tubuh.

Jika tidak ada gejala atau reaksi yang dirasakan saat observasi, maka peserta boleh pulang dan dibekali kartu telah mendapatkan dosis kedua vaksin.

"Hari ini prosesnya cepat, tidak sampai sejam sudah selesai," ucap Yulistyne, wartawan Pikiran Rakyat yang mendapat jadwal vaksinasi pada Rabu.

Sama seperti usai penyuntikan dosis pertama, kali ini pun ia merasa tidak ada reaksi berarti. Bahkan rasa kantuk yang sempat muncul usai penyuntikan dosis pertama, kali ini tidak dirasakannya.

"Paling sekadar rasa pegal dekat area yang disuntik," ucapnya.

Baca juga: Puluhan wartawan terkapar usai vaksinasi hoaks

Baca juga: Presiden Jokowi tinjau vaksinasi COVID-19 untuk wartawan di GBK


KIPI

Sejumlah wartawan mengaku mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Gejala yang dialami beragam, mulai dari mual, bengkak di sekitar lokasi penyuntikan, kepala pusing, hingga mengalami kantuk dan lapar.
Sejumlah wartawan dirawat di ruang KIPI usai mengalami gejala suntik vaksin COVID-19 dosis kedua di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (17/3/2021). (ANTARA/HO-Laily Rahmawaty).

Ruang khusus perawatan KIPI disediakan panitia tidak jauh dari lokasi observasi di area tribun basket. Pada ruangan tertutup itu disediakan sedikitnya lima tempat tidur perawatan.

Pewarta ANTARA, Laily Rahmawaty, adalah salah satu wartawan yang mengalami kejadian KIPI. Otot di lengan kirinya mengalami pembengkakan serta pendarahan usai menerima suntikan vaksin.

Kondisi itu disadari Laily saat duduk beberapa saat di bangku observasi. "Baru dua menit duduk, kok lengan saya terasa sakit gitu, terus tanya kanan-kiri, mereka tidak ada gejala seperti saya," katanya.

Pembengkakan di bagian lengan Laily ditandai dengan ruam merah serta rasa sakit. Usai melaporkan kondisi yang dialami, petugas dengan sigap mengantar Laily menuju ruang perawatan KIPI.

Perempuan berhijab yang mengaku takut dengan jarum suntik itu melihat seluruh tempat tidur perawatan telah semuanya penuh dengan wartawan lain yang juga mengalami kondisi KIPI.

"Ada dari IDN News, Trans 7 dan lain-lain. Ada tiga pria dan dua perempuan termasuk saya yang juga sedang dirawat. Ada juga yang tidur pulas. Ada yang tensinya tinggi sampai 172," katanya.

Sejumlah dokter melakukan kontrol rutin setiap beberapa menit untuk memastikan wartawan yang sedang dalam perawatan dalam kondisi baik.

Beberapa tenaga kesehatan memberikan asupan obat kepada wartawan yang memiliki gejala kepala pusing maupun mual. Sementara Laily diobservasi terkait kondisi yang ia alami serta diberi asupan obat pereda nyeri sebanyak dua butir.

Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan KIPI berkisar 30 menit hingga satu jam sebelum dinyatakan aman dan diizinkan untuk keluar ruangan.

Sertifikat

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meninjau langsung proses vaksinasi tahap kedua di Hall Basket Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Selasa (16/3).

Ada beberapa pesan penting yang disampaikan Johnny kepada awak media. Salah satunya agar tidak mengunggah sertifikat vaksinasi ke media sosial, sebab di dalam sertifikat vaksin terdapat data pribadi yang bisa diakses melalui QR Code dan rawan diselewengkan oknum.

"Saya ingin ingatkan masyarakat untuk melindungi data pribadi kita masing-masing. Tidak perlu mengunggah sertifikat vaksin ke media sosial karena dikhawatirkan data pribadi di dalamnya digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab," katanya saat memberi sambutan.

Wartawan maupun masyarakat yang sudah disuntikkan vaksin COVID-19 akan mendapatkan sertifikat digital yang bisa diakses melalui aplikasi PeduliLindungi yang memuat informasi nama lengkap, nomor induk kependudukan dan tanggal lahir peserta vaksinasi.

Sertifikat tersebut bisa dimanfaatkan penerima untuk keperluan penting yang menyangkut pekerjaan maupun rutinitas sehari-hari yang membutuhkan surat keterangan medis.

Program vaksinasi untuk awak media ini merupakan kerja sama Kementerian Kominfo bersama Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Dewan Pers.

Sebelumnya, tahap pertama vaksinasi dosis pertama untuk wartawan di Jakarta juga dihelat di lokasi yang sama pada 24-27 Februari 2021.

Sebanyak 5.500 awak media yang berprofesi seperti jurnalis, fotografer, presenter hingga videografer mendapat jatah vaksin untuk mencapai herd immunity.

Baca juga: Kominfo ingatkan tidak unggah sertifikat vaksinasi ke medsos

Baca juga: Kemenkes minta jurnalis istirahat sebelum vaksinasi tahap kedua besok


Wartawan lepas

Program vaksinasi COVID-19 nyatanya tidak hanya menjadikan wartawan tetap (pegawai) sebagai kelompok prioritas, namun program tersebut juga menyasar sejumlah wartawan lepas atau kontributor melalui dukungan dari pemerintah daerah.
Wartawan lepas saat sedang menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 dosis pertama di Puskesmas Kota Bekasi, Jumat (5/3/2021). (ANTARA/HO-Fergi Nadira)

Salah satunya bagi wartawan lepas yang bertugas di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Sedikitnya 33 wartawan lepas di wilayah itu telah difasilitasi dosis pertama vaksin COVID-19 pada 5 Maret 2021.

Meskipun menggunakan jalur pelayanan di luar Dewan Pers serta lembaga kewartawanan lainnya, semangat untuk memperoleh vaksin dilakukan mereka secara swadaya kepada otoritas terkait di Kota Bekasi.

Setelah dikelompokkan dalam satu gelombang, Dinas Kesehatan Kota Bekasi memfasilitasi penyuntikan vaksin di sejumlah fasilitas kesehatan puskesmas.

Persyaratan yang diperlukan pun relatif sama, KTP dan formulir registrasi.

Rino Fajar Setiawan, kontributor dari Berita Satu TV menjalani vaksinasi di Puskesmas Margajaya, Bekasi Timur bersama lima rekan seprofesinya.

"Ini (vaksin COVID-19) sudah menjadi tuntutan profesi saya. Di saat pandemi ini hampir sebagian besar instansi dan perkantoran mensyaratkan itu," kata Rino.

Kini, ayah dari dua anak itu telah memperoleh jadwal penyuntikan dosis kedua di puskesmas yang sama pada Jumat (19/3).

Upaya untuk memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 terhadap wartawan diharapkan dapat memperkuat pembentukan kekebalan komunal di tengah pandemi.
Perlindungan vaksin bagi awak media penting dilakukan agar muncul perlindungan dalam rutinitas mereka memberikan informasi kepada publik.

Baca juga: Seratusan jurnalis dan pekerja media di Cirebon divaksinasi COVID-19

Baca juga: Kementan dukung vaksinasi COVID-19 bagi pekerja media

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021