Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan perguruan tinggi melakukan pendampingan pada program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan.
“Perguruan tinggi dengan pengalaman dan rekam jejak yang baik, didorong ikut membantu mempercepat akses SMK untuk bermitra dengan dunia kerja, serta memperkuat perencanaan dan pengelolaan program. Program ini juga turut menjaga kesinambungan perguruan tinggi dan SMK dalam pengembangan kepakaran dan kompetensi keahlian serta jejaring,” ujar Mendikbud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Menurut Nadiem, SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.
Program SMK Pusat Keunggulan, katanya, bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja. Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.
“Untuk mencapai visi tersebut, keselarasan antara SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja tidak hanya diwujudkan melalui MoU, tetapi harus berlangsung secara mendalam dan menyeluruh,” ujar Mendikbud.
Upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match. Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis project riil dari dunia kerja (project based learning) untuk memastikan hardskills, softskills, dan karakter yang kuat. Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. “Meningkat secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian,” kata Mendikbud.
Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin. Ketujuh, dilakukannya riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri.
Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja. Kemudian, Kemendikbud juga mendorong agar kolaborasi dengan dunia kerja dapat semakin ditingkatkan, di antaranya melalui kemungkinan kerja sama beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya.
SMK Pusat Keunggulan 2021, katanya, diprioritaskan untuk 895 SMK dengan tujuh sektor prioritas, di antaranya ekonomi kreatif, permesinan dan konstruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian, dan kerja sama luar negeri.
Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sekaligus Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri seluruh Indonesia (FDPNI) Zainal Arif mengatakan bahwa program SMK Pusat Keunggulan sangat bermanfaat untuk meningkatkan dan menguatkan pendidikan vokasi, baik untuk pendidikan tinggi maupun menengahnya, khususnya di SMK.
Bagi pendidikan tinggi vokasi, program itu sangat bermanfaat untuk penerapan Tridharma Perguruan Tinggi bagi civitas akademika sebagai pengabdian kepada masyarakat dalam mengembangkan SMK sebagai Pusat Keunggulan.
Menurut Mendikbud, kolaborasi dengan pendidikan tinggi akan memberikan pengalaman tersendiri bagi SMK di dalam memperluas jejaring dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) sebagai mitra pembelajarannya.
“Politeknik siap mendukung SMK Pusat Keunggulan, salam inovasi, salam vokasi,” kata Zainal.
Setidaknya, kata dia, ada lebih dari seratus perguruan tinggi calon pendamping SMK Pusat Keunggulan, di antaranya Politeknik Negeri Bandung (Polban), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Telkom, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negeri Padang (UNP), Politeknik ATMI Solo, Politeknik Negeri Batam, dan masih banyak perguruan tinggi lainnya.
Untuk menyukseskan program SMK Pusat Keunggulan, Kemendikbud mengajak pemerintah daerah untuk turut memantau dan mengevaluasi penyelenggaraannya.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah untuk mendukung program SMK Pusat Keunggulan.
“Arahkan sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Jika potensinya ada di bidang peternakan atau perikanan, buat SMK di bidang itu, sehingga begitu keluar langsung terserap di lapangan pekerjaan,” katanya.
Mendagri juga mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran bidang pendidikan dalam APBD masing-masing daerah guna mendukung Merdeka Belajar Episode 8.
“Kalau memerlukan dukungan dari pusat, silahkan ajukan ke tingkat pusat, nanti kita bicarakan,” kata Mendagri.
Staf Ahli Menteri Bidang Pemerintahan Kemendagri Suhajar Diantoro menambahkan bahwa dukungan nyata Kemendagri adalah dengan menguatkan regulasi melalui Permendagri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Peyusunan APBD 2021.
Baca juga: Kemendikbud sebut 476 SMK jadi pusat unggulan
“Sehingga ini dijadikan pedoman bahwa 20 persen APBD digunakan untuk sektor pendidikan. Kita mendukung penuh SMK Pusat Keunggulan,” katanya.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021