"Sedang didalami Densus 88, apakah kelompok ini ada hubungannya dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang ada di Poso pimpinan Ali Kalora," kata Rusdi kepada ANTARA di Bandara Soekarno Hatta, Kamis.
Detasemen khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap 22 terduga teroris di sejumlah wilayah Jawa Timur, yakni Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Kediri, Malang dan Bojonegoro. Para terduga teroris itu menamakan diri sebagai Kelompok Fahim.
Baca juga: Dikawal polisi, 22 terduga teroris asal Jatim tiba di Jakarta
Rusdi mengatakan sebelum ditangkap sejumlah anggota kelompok Fahim bertemu dengan Taufik Bulaga (TB) alias Upik Lawanga.
Upik Lawanga merupakan dalang dari beberapa peristiwa teror bom, seperti Bom Pasar Tentena, Bom Pasar Maesa, Bom Gor Poso, Bom Pasar Sentral, Bom Termos Nasi Tengkura, Bom Senter Kawua, dan rangkaian aksi teror lainnya pada 2004 hingga 2006.
"Hasil keterangan mereka, beberapa kali sebelum Upik Lawanga dan kelompok ini ditangkap, mereka melakukan pertemuan," ungkap Rusdi.
Baca juga: Polri: Total 22 terduga teroris ditangkap di Jatim
Beberapa waktu lalu, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menjelaskan daftar pencarian orang (DPO) MIT Poso yang sebelumnya berjumlah 11 orang itu, terbagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok berjumlah tujuh orang, dan satu kelompok lagi berjumlah empat orang. Kelompok yang berjumlah empat orang inilah terlibat kontak tembak dengan tim Satuan Tugas Madago Raya, gabungan TNI/Polri pada Senin (1/3).
"Terbagi dua kelompok, satu kelompok yang terdiri dari empat orang dipimpin Ali Kalora, dan satu kelompok lagi tujuh orang," ujarnya.
Meskipun demikian, Kapolda Sulteng sangat menyayangkan masih ada sejumlah simpatisan yang membantu DPO MIT Poso tersebut.
Baca juga: Polda Jatim ungkap 20 terduga teroris ditangkap selama sepekan
Pewarta: Fauzi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021