"Kita siap mengakomodir Vaksin Nusantara sebagai salah satu platform dari berbagai vaksin yang dikembangkan," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta, Kamis.
"Tugas kami adalah kita memfasilitasi agar penelitian ini bisa berjalan dengan lancar," katanya, menambahkan, pengembangan vaksin harus dilakukan sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku.
Vaksin Nusantara dibuat berbasis sel dendritik. Pengembangan vaksin ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama tim peneliti Universitas Diponegoro.
Tim peneliti vaksin Nusantara menyatakan telah menyelesaikan uji klinis tahap pertama vaksin dengan puluhan relawan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito sebelumnya mengatakan bahwa dia akan melakukan pertemuan dengan tim peneliti vaksin Nusantara untuk meninjau data interim dari fase pertama pengujian vaksin.
"Jadi saya minta kita bersabar berikan waktu untuk ada proses dengan tim penelitinya sebagai bagian dari proses kita melakukan review uji klinik fase satu sebelum bisa berlanjut ke fase dua, yang akan dilakukan pada tanggal 16 Maret tersebut," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Rabu (10/3).
Menurut Penny, proses uji klinis pertama vaksin Nusantara belum memenuhi kaidah klinis dalam proses penelitian dan pengembangan vaksin.
Baca juga:
Presiden: Vaksin Merah Putih-Nusantara harus ikuti kaidah saintifik
Uji klinis fase dua Vaksin Nusantara dilakukan di RSUP Kariadi
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021